Pendidikan & Kesehatan

Angka Tengkes atau Stunting Jember Tahun 2022 Tertinggi di Jawa Timur

Jember (beritajatim.com) – Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 yang dilakukan Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa angka tengkes atau stunting di Kabupaten Jember tertinggi di Jawa Timur.

Prevalensi balita stunted (tinggi badan menurut umur) di Jember adalah 34,9 persen. Peringkat kedua adalah Bondowoso dengan 32 persen, disusul Situbondo 30.9 persen. Sementara itu untuk rata-rata Jawa Timur adalah 19.2 persen.

Kepala Dinas Kesehatan Jember Koeshar Yudyarto mengatakan, persoalan tengkes harus ditangani dari hulu. “Pertama, pendewasaan usia menikah. Dengan cukupnya usia menikah, mempengaruhi ibu ketika hamil. Kalau usianya sudah bagus (matang), hamilnya bisa baik. Tidak mudah lahir sebelum usianya. Bayi yang dilahirkan juga sehat,” katanya.

Pemeriksaan selama masa kehamilan juga sudah dilakukan intensif oleh posyandu. Pemantauan seperti ini bertujuan agar ibu melahirkan bayi sehat. “Pada saat melahirkan, juga dilakukan inisiasi menyusu dini, di mana anak ini sangat bergantung pada seribu hari kehidupan. Ini menghitungnya mulai dari hamil, anak lahir, perlu tidaknya ASI ekslusif. Begitu anak lahir hanya diberi ASI sampai usia enam bulan. Yang sering terjadi di masyarakat, bayi masih diberi makanan tambahan lainnya yang ini sangat mempengaruhi penyerapan gizi,” kata Koeshar.

Setelah bayi berusia enam bulan ke atas, menurut Koeshar, ada pemberian makanan tambahan. “Apalagi terhadap anak stunting. Jadi stunting ini ceritanya (butuh proses) lama. Sebelum stunting biasanya anak ini kekurangan gizi dulu,” kata Koeshar.

Penanganan tengkes alias stunting tak hanya dilakukan Dinkes. DP3AKB (Dinas Pemberdayaan Perempuan,Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana) Jember juga menyediakan bantuan makanan siap saji.

“Makanan ini dimasak kader dan diantarkan ke rumah setiap hari. Mereka mendapat paket makanan sampai 90 hari. Nah, menurut data di Jember, hasilnya bagus. Ada peningkatan tinggi dan berat badan. Lalu kemudian muncul data (SSGI) seperti ini, ya kita introspeksi. Kita cek lapangan,” kata Koeshar.

Apa kendala yang dihadapi Pemkab Jember dalam menangani tengkes atau stunting? “Stunting ini kan juga ada faktor ekonomi. Setelah kita melakukan perbaikan gizi selama beberapa bulan, balik lagi kondisinya,” kata Koeshar. [wir/ted]

Apa Reaksi Anda?

Komentar

beritajatim TV dan Foto

BPOM RI Segel Jamu Tradisional di Banyuwangi

Korban Pelecehan Harus Berani Lapor

Coba Yuk Spa Kurma di Surabaya