Pendidikan & Kesehatan

Ajak Lindungi dan Promosikan Gunung Penanggungan, Ubaya dan Disbudpar Jatim Gelar Festival Pawitra Pradaksinapatha

Penyampaian materi oleh Peneliti Situs Purbakala Gunung Penanggungan, Hadi Sidomulyo di Ubaya Training Center (UTC), Kampus III Ubaya, Trawas, Kabupaten Mojokerto.

Mojokerto (beritajatim.com) – Universitas Surabaya (Ubaya) bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jatim menggelar Festival Penanggungan Tahun 2022 bertajuk ‘Pawitra Pradaksinapatha’.

Rangkaian kegiatan ini meliputi Gelar Budaya Pawitra, Jelajah Jalur Kuno, dan Jelajah Situs Gunung Penanggungan.

Rektor Ubaya Dr Ir Benny Lianto mengatakan, sebagai tuan rumah, acara ini memperkuat komitmen Ubaya dalam mempromosikan, menjaga dan meneruskan nilai-nilai baik yang tersimpan dalam berbagai cagar budaya yang ada. “Harapannya, peserta khususnya generasi muda ikut terpanggil untuk melindungi dan mempromosikan cagar budaya Gunung Penanggungan, ujar Benny, Sabtu (13/8/2022).

Sementara itu, Direktur Integrated Outdoor Campus (IOC) Ubaya Trawas Prof Ir Joniarto Parung menyebut, kegiatan ini kolaborasi antara Disbudpar Jatim dan Ubaya. Kata dia, kegiatan ini bukan kali pertama, namun pernah digelar di tahun sebelumnya.

“Kolaborasi yang dilakukan adalah dalam bentuk memfasilitasi pembicara dari Tim Ekspedisi Penanggungan Ubaya. Selain itu, kami juga menyediakan fasilitas-fasilitas lain yang mendukung kegiatan pawitra for pragmatic atau jelajah jalur kuno,” ujar Joniarto.

Untuk diketahui, Pawitra Pradaksinapatha sendiri, secara etimologi berasal dari kata Pawitra yang berarti Gunung Penanggungan dan Pradaksinapatha yang berarti berjalan melingkar searah jarum jam. Sehingga, Pawitra Pradaksinapatha memiliki arti berjalan mengelilingi jalur kuno Gunung Penanggungan searah jarum jam.

Kegiatan ini diikuti oleh 75 orang yang terdiri dari mahasiswa pecinta alam dari Jatim maupun luar Jatim, stakeholder, komunitas pelestari cagar budaya, dan masyarakat sekitar.

Selain itu, dalam kegiatan ini juga dilibatkan LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan), Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), dan juru pelihara di sekitar Kawasan Cagar Budaya Gunung Penanggungan sebagai tim pendamping. Ada pula PMI (Palang Merah Indonesia) Kabupaten Mojokerto sebagai tim kesehatan.

Adapun rangkaian kegiatan ini, pada hari pertama, peserta diberikan materi tentang ‘Pengenalan Potensi Cagar Budaya di KCB Gunung Penanggungan’ oleh Hadi Sidomulyo. Ia merupakan warga Inggris yang aktif melakukan riset dan penelitian situs purbakala yang ada di Penanggungan.

Materi dilanjutkan dengan membahas topik ‘Kedudukan Gunung Penanggungan dalam Sejarah Peradaban Era Klasik di Jawa Timur’ oleh arkeolog, Drs Ismail Lutfi, M.A.

Di hari kedua, peserta melakukan pendakian Kedungudi dan bermalam di Candi Guru. Dalam perjalanan, mereka diajak menyusuri jalur kuno Pawitra Pradaksinapatha dan mendaki hingga ke Puncak Pawitra.

Setelah itu, peserta kembali ke base camp dan mengikuti Jagong Budaya: Memaknai Kembali ‘Pawitra Pradaksinapatha’. Dan Keesokan harinya, peserta menjelajah Situs Pawitra kemudian turun melalui jalur Jolotundo untuk kembali ke UTC pada siang hari. (ipl/kun)

Apa Reaksi Anda?

Komentar

beritajatim TV dan Foto

BPOM RI Segel Jamu Tradisional di Banyuwangi

Korban Pelecehan Harus Berani Lapor

Coba Yuk Spa Kurma di Surabaya