Magetan (beritajatim.com) – 63 kasus campak ditemukan di Kabupaten Magetan sepanjang 2o22. Dari jumlah tersebut, 17 kasus muncul di Kecamatan Panekan, terbanyak di seluruh Magetan.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, Suwantiyo mengungkapkan, jumlah kasus campak tersebut mengalami kenaikan. Di tahun sebelumnya, campak tercatat hanya muncul 3 kasus di Magetan.
“Jumlah kasus campak di Kabupaten Magetan tahun 2021 ada 3 kasus, di tahun 2022 ada 63 kasus. Peningkatan kasus campak di Kabupaten Magetan tahun 2022 sebagian besar dipengaruhi adanya penolakan vaksinasi oleh kelompok- kelompok tertentu,” kata Tiyo, Selasa (24/1/2023).
Meski sudah tidak ada pasien yang dirawat di puskesmas maupun rumah sakit, pihaknya gencar melakukan vaksinasi campak untuk bayi dan balita. Capaian vaksinasi Measles and Rubella (MR) bayi dan balita untuk 2022 masing-masing sebesar 92,16 persen dan 93,29 persen.
“Sampai saat ini selalu dijadwalkan untuk vaksinasi campak di puskesmas-puskesmas ya. Jadwalnya bisa seminggu sekali,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, kasus campak rubella di 8 daerah di Jawa Timur meningkat. Daerah tersebut antara lain Kota Batu, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Bangkalan, Magetan, Sampang, Sumenep dan Pamekasan.
Peningkatan kasus ini disinyalir akibat menurunnya cakupan imunisasi campak yang signifikan selama pandemi Covid-19.
“Kasus campak terjadi dikarenakan rendahnya cakupan imunisasi MR/MMR,” ujar Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Minggu (22/1/2023).
Khofifah berpesan, agar masyarakat segera datang ke fasilitas pelayanan kesehatan jika menemui gejala demam dan ruam kemerahan. Sebab, campak merupakan penyakit yang mudah menular.
“Jika ditemukan satu kasus, maka bisa menularkan 12-18 orang di sekitarnya. Namun, campak sangat mudah dicegah dengan imunisasi,” jelasnya. [fiq/beq]
Komentar