Surabaya (beritajatim.com) – Adanya sanksi Badan Anti-Doping Dunia (WADA) kepada Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) lebih disebabkan karena tidak adanya komunikasi yang intensif antara keduanya.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Asosiasi Profesor Keolahragaan Indonesia (Apkori) Prof Djoko Pekik Irianto pada Selasa (19/10/2021) lalu,hal ini sekaligus mengapresiasi gerak cepat Menpora Amali membentuk Tim Akselerasi dan Investigasi untuk menyelesaikan masalah ini.
Hal ini membuat Wakil Ketua PSSI Jawa Timur, Amir Burhannudin menyuarakan unek-uneknya, ia mengatakan jika langkah cepat Menpora saat ini benar dengan mengapresiasikan gerak cepat membentuk tim.
Bukan tanpa alasan dan disalah artikan yang tidak-tidak apalagi sampai dianggap intervensi, karena ini akan berdampak pada lambang negara. Sehingga wajar jika Menpora bergerak cepat mengkoordinasikan kepada semua pihak agar permasalahan segera selesai.
“Jadi jangan sampai hal ini mengganggu agenda internasional dan terutama di Jawa Timur terganggu issu tersebut. Mengingat di Jawa Timur juga akan ada event internasional AFF dan Piala Dunia U20 tahun 2023 mendatang,”ungkap Amir, Kamis (21/10/2021).
Lebih lanjut dikatakan CEO Deltras Sidoarjo ini PSSI mendukung sepenuhnya langkah Menpora bertindak menyelesaikan permasalahan tersebut dalam waktu cepat.
Sebelumnya Prof. Djoko Pekik mencontohkan, Ketua LADI sebelumnya Hapmi Sari Ambarukmi, memiliki komunikasi dengan WADA yang luar biasa bagus, sehingga kalaupun ada hal-hal semacam ini akan terjadi sanksi dan sebagainya, biasanya sebelum berkirim surat, pihak WADA akan memberikan kabar terlebih dahulu atau setidaknya personal by phone.
“Komunikasi intensif ini terjadi di masa lalu sehingga kalau akan ada sanksi tentu bisa kita kejar agar tidak di sanksi. Saat ini Indonesia sudah disanksi sudah dibuktikan dengan tidak berkibarnya Merah-Putih di Piala Thomas,” kata Prof. Djoko Pekik.[way/ted]
Komentar