Olahraga

Ponpes Nurul Anwar dan Nahdlatul Arifin Wakili Jember Berlaga di Liga Santri Tingkat Korem

Ponpes Nahdlatul Arifin runner up Liga Santri Regional Jember 2022

Jember (beritajatim.com) – Pondok Pesantren Nurul Anwar, Kecamatan Silo, dan Pondok Pesantren Nahdlatul Arifin akan mewakili Kabupaten Jember, Jawa Timur, di turnamen sepak bola Liga Santri Piala Kasad. Mereka akan bertemu di babak penyisihan tingkat Komando Resor Militer (Korem) 083 Baladhika Jaya.

Tim Nuan United dari Nurul Anwar dan PPNA FC dari Nahdlatul Arifin berhadapan di final Liga Santri Piala Kasad Regional Jember, di Stadion Notohadinegoro, Kabupaten Jember, Jumat (15/7/2022) sore. Nuan menjadi juara setelah menang 1-0.

“Kita disuguhi permainan yang indah dalam babak final. Kedua tim akan mewakili Jember pada tingkat Korem. Saya minta masyarakat dan seluruh pesantren di Jember untuk menyemangati adik-adik kita yang akan bertanding pada tingkat Korem,” kata Komandan Distrik Militer 0824 Letnan Kolonel Infantri Batara C Pangaribuan.

Pertandingan tingkat Korem kemungkinan digelar di Malang, Bondowoso, dan Jember. “Harapan saya kedua tim bisa mewakili Kabupaten Jember sampai tingkat nasional,” kata Pangaribuan.

Pertandingan tingkat korem akan diikuti 13 tim santri hasil kejuaraan serupa di kabupaten yang menjadi wilayah teritorial Korem 083 Baladhika Jaya. Regional Malang-Batu yang menjadi wilayah Kodim 0181 mengirimkan juara dan runner-up.

Begitu juga Pasuruan yang berada di wilayah Kodim 0819, Probolinggo yang berada dalam wilayah Kodim 0820, Jember yang ikut dalam wilayah Kodim 0824, dan Banyuwangi yang berada di wilayah Kodim 0825. Sementara itu untuk Lumajang (Kodim 0821) dan Situbondo Kodim 0823 hanya boleh mengirimkan satu tim.

Ketua Asosiasi Kabupaten PSSI Jember Try Sandi Apriana menambahkan, potensi sepak bola di pesantren perlu dikembangkan. “Rata-rata pemain berusia di bawah 17 tahun. Kita gali potensi mereka. Kita lihat ada beberapa yang belum matang, tapi mereka punya bakat untuk bermain sepak bola,” katanya.

“Kita pikir sebelumnya mencari pemain-pemain hebat di pesantren agak susah. Tapi ternyata potensinya banyak sekali. Antusiasme pesantren di liga final Liga Santri Jember luar biasa. Mereka biasanya di pesantren main sepak bola tidak pakai sepatu. Tapi karena sekarang kami mengadakan kompetisi, mereka sudah sangat rapi, dan skill cara membawa bolanya mendekati pemain profesional,” kata Sandi.

Namun, menurut Sandi, para pemain tim santri itu masih harus dibina dulu jika ingin bermain di kompetisi Liga 3. “Rata-rata pemain Liga 3 berusia minimal 17 tahun. Mereka banyak yang belum berusia 17 tahun,” katanya.

Sandi berharap akan ada lebih banyak pertandingan liga pelajar dan Piala Suratin untuk mematangkan pemain-pemain tim santri. “Kami bersyukur TNI menginisiasi Liga Santri setelah sebelumnya dipegang Kementerian Pemuda dan Olahraga atau Kementerian Desa. Memang sesuai cita-cita TNI untuk manunggal dengan rakyat,” katanya.

Pelatih Nuan United, Ali Hasan, dan pelatih PPNA FC, Samudin, siap berjuang keras membawa tim masing-masing berprestasi lebih tinggi. “Target kami juara nasional. Tapi kami kurang di lini pertahanan dan tak punya striker pembunuh. Itu harus kami benahi,” kata Ali.

“Baru kali ini PPNA ikut Liga Santri dan alhamdulillah masuk final regional Jember,” kata Samudin. [wir/beq]


Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks



Apa Reaksi Anda?

Komentar