Lamongan (beritajatim.com) – Laga Derby Jatim antara Persebaya versus Persela yang digelar di Stadion Maguwoharjo Sleman, pada Kamis (21/10/2021) semalam, berakhir imbang 1-1.
Pelatih Persebaya Aji Santoso menyampaikan, meski jalannya pertandingan cukup seru dan timnya lebih mendominasi, namun banyak sekali peluang, baik di babak pertama maupun babak kedua yang gagal menjadi gol. Bahkan Aji juga mengaku kecewa terhadap wasit pertandingan.
Sebagai informasi, keputusan kontroversial itu di antaranya, saat Persebaya mendapat peluang tendangan bebas pada menit ke-33 melalui Jose Wilkson, meski tendangan kerasnya sempat ditahan kiper Persela, namun masih bergerak ke gawang dan dinilai melewati garis.
Serta counter attack dari Persela melalui Ivan Carlos yang dinilai telah terlebih dahulu offside dan diloloskan oleh pengadil lapangan, sehingga berakibat menjadi gol ke gawang Persebaya.
“Yang ingin saya sampaikan, setelah tadi masuk di ruangan ganti pemain, saya melihat foto, saya melihat siaran ulang, saya melihat kejadian, bahwa yang pertama, ketika persebaya cetak gol itu seratus persen gol, karena sudah melewati batas garis, yang kedua, gol yang diciptakan Ivan Carlos itu juga offside, jauh sekali,” ungkap Aji Santoso saat konferensi pers.
Untuk itu, pelatih kelahiran Malang ini meminta kepada komisi wasit untuk segera turun tangan. Menurut Aji, kalau Sepak bola Indonesia ingin maju, maka keputusan-keputusan kontroversial dari wasit ini tidak bisa didiamkan.
“Kalau kepingin sepak bola kita maju, sepak bola kita berkembang, ini tidak bisa didiamkan. Baik di liga 1 dan liga 2, saya melihat banyak kejadian yang sangat janggal. Saya berharap demi kemajuan Indonesia, demi fairplay ini harus segera dilakukan evaluasi besar-besaran terhadap wasit,” tuturnya.
Lebih dalam, Aji juga mempertanyakan keberadaan satgas yang dianggap kurang bersikap tegas saat jalannya pertandingan. Ia berkata, seharusnya satgas bisa melakukan suatu tindakan yang lebih tepat apabila ada sesuatu yang menurut pengamatan banyak orang tidak sesuai.
“Saya tidak menyalahkan wasit, bisa saja wasit tidak tahu, tapi hakim garis yang lebih tahu, yang pertama itu gol karena melewati garis, hakim garis 1 dan 2 itu sebelum Ivan Carlos melakukan dribling bola sudah offside. Ini yang saya sayangkan,” lanjut pelatih berusia 51 tahun ini.
Demi kebaikan sepak bola Indonesia, Aji berharap pengadil di lapangan bisa lebih baik dan berhati-hati dalak membuat keputusan. “Mau dibawa ke mana kalau pengadil di lapangan selalu membuat keputusan yang kontroversial, mudah-mudahan itu tidak disengaja. Jadi, komisi wasit harus segera melakukan evaluasi,” sambungnya.
Tak cukup itu, Aji juga menegaskan, bahwa sudah saatnya Indonesia menggunakan sistem VAR (video assistant referee seperti negara-negara lain di Asia Tenggara, agar bisa menghasilkan keputusan yang tepat dan tidak merugikan tim.
“Menurut saya sudah waktunya Indonedia menggunakan VAR, karena negara-negara seperti Thailand Asia Tenggara, ini sudah banyak menggunakan VAR, ini sangat bermanfaat, supaya tim tidak dirugikan. Dengan kompetisi di Indonesia yang menghabiskan dana cukup besar, VAR sudah saatnya digunakan,” terangnya.
Di penghujung keterangannya, Aji mengungkapkan jika pihaknya akan berbicara kepada manajer tim untuk segera melayangkan surat protes atas keputusan wasit yang ia nilai sangat merugikan tim Bajul Ijo. Sekaligus biar nantinya tidak akan berulang lagi insiden seperti ini di lain hari.
“Sebagai evaluasi kami akan melakukan protes. Protes yang layak, bukan karena kami mengada-ada, tapi memang pasti ini akan viral lagi, dalam pertandingan saya melihat ada tim yang mencetak gol 100 persen, tapi dibikin pelanggaran, ada yang benar-benar penalti di kotak box ditarik keluar, ini kasihan pelatih, kasihan owner merasa dirugikan, mudah-mudahan ke depan bisa lebih baik lagi, kalau begini terus kita malu,” tandasnya.[riq/kun]
Komentar