Surabaya (beritajatim.com) – Manchester City harus menghadapi Sevilla di Piala Super Eropa atau UEFA Super Cup. Juara Liga Champions itu mempertemukan juara Liga Europa untuk merebut titel sebagai jawara di Eropa.
Man City yang memiliki bekal satu kali kemenangan di Liga Inggris musim ini dan kekalahan di Community Shield untuk menghadapi Sevilla. Sedangkan Sevilla memiliki raport buruk menjelang pertandingan final ini. Mereka mengalami satu kali menang, satu kali kalah dan satu kali hasil imbang.
Kemenangan pertama saat mereka bersua dengan Real Betis di friendly match, imbang saat menjamu Atletico Madrid dan kalah atas Valencia di laga perdana Liga Spanyol musim ini.
Meski demikian, keduanya bukanlah tim sembarangan di Eropa. Man City memang baru mencatatkan sejarah dengan meraih gelar bergengsi di Eropa yakni Liga Champions pertamanya.
BACA JUGA:
Selisih Satu Poin dengan Liverpool: Manchester City Juara Liga Inggris Lewat Kemenangan Dramatis
Namun, tim besutan Pep Guardiola memiliki segudang pemain dan pengalaman yang cukup besar. Sedangkan Sevilla merupakan klub dengan titel juara Liga Europa sebanyak 7 kali selama dasawarsa terakhir.
Capaian luar biasa, meski baru jawara kasta kedua antar klub di Eropa itu. Apalagi, mereka bukan tim yang banyak gelar domestik di Liga Spanyol. Partai yang mempertemukan keduanya ini bisa disebut timpang jika dilihat dari materi pemainnya. Maklum saja, The Citizens tampil dengan materi yang cukup mentereng.
Apalagi mereka merupakan juara bertahan di English Premiere League musim lalu. Kedalaman skuad yang nyaris sempurna dibandingkan Sevilla. Klub asal kawasan Andalusia ini memang bisa dikatakan kalah secara pemain. Namun, kekuatan mereka merata dengan konsistensi permainan yang tinggi.
BACA JUGA:
Quadruple dan Kegelisahan Pep Guardiola
Babak pertama Piala Super Eropa antar keduanya berlangsung sengit. Bahkan, keduanya memainkan laga penuh teknik umpan dari kaki ke kaki alias tiki taka ala Spanyol. Terang saja, Manchester biru yang notabene klub asal Inggris namun memiliki pelatih asal Spanyol. Sedangkan, Sevilla pun klub asal Spanyol yang jelas memiliki kultur permainan yang nyaris mirip.
Tapi, di separuh babak pertama harus direbut oleh Ivan Rakitic dan kawan-kawan. Mereka bahkan unggul terlebih dahulu melalui gol Yousef En-Nesyri. Pemai Timnas Maroko itu berhasil membobol gawang Ederson Moraes di menit ke 25′. Gol yang membawa keunggulan sementara Sevilla hingga turun minum.
Babak kedua, Man City benar-benar menguasai permainan dengan 74 persen banding 26 persen. Kyle Walker dan kawan-kawan mendominasi dan mengurung pertahanan lawan. Petaka terjadi di menit ke 63′. Cole Palmer berhasil mencetak gol penyama kedudukan.
BACA JUGA:
Brace ke Gawang City: Benzema Jadi Pemain Madrid Pertama yang Sentuh 40 Gol Semusim Pasca Era Cristiano Ronaldo
Gol itu merupakan pencapaian yang prestisius bagi seorang pemain muda berusia 21 tahun tersebut. Itu merupakan gol keduanya, sebelum itu dia mencetak gol saat debut di Liga Inggris akhir pekan lalu. Skor sama kuat 1-1 bertahan hingga akhir babak kedua dan memaksa perpanjangan waktu.
Namun, dua kali 15 menit tambahan keduanya juga belum menentukan pemenangnya. Hingga, pertandingan harus dilanjutkan dengan tendangan penalti. Lima algojo penalti Man City semua sukses. Sedangkan Sevilla gagal di penendang terakhir. Milan Gudelj tendangannya membentur mistar. Sevilla harus membayar mahal kegagalan itu karena mesti merelakan Manchester City jadi raja Eropa musim ini. [rin/suf]
Komentar