Surabaya (beritajatim.com) – Kembalinya Ansu Fati ke skuad Barcelona dipenuhi dengan tantangan berat jauh sebelum itu. Dibalik kehebatan pemain yang kini jadi pewaris sah nomor punggung keramat El Barca itu, terselip kisah menarik. Terutama kisah dari latar belakang keluarganya.
Ansu Fati merupakan pemain sepak bola kelahiran Guinea-Bissau, sebuah negara di Afrika bagian barat yang ada di antara Guinea dan Gambia. Sebelum Fati dilahirkan pada tahun 2002 silam, keluarganya hidup berkekurangan.
Demi mengubah arah keluarga, ibu Fati lalu meminta agar sang ayah merantau ke Semenanjung Iberia Portugal dan Spanyol) untuk mencari kerja. Kala itu ibu Ansu Fati tengah hamil anak kedua (Fati).
Akhirnya, ayah Fati bernama Bori pun mencoba peruntungan demi menyambung hidup. Meski sempat kesulitan di awal, dia lalu mendapat banyak kerjaan, termasuk menjadi sopir walikota Marinaleda.
Setelah beberapa waktu, Bori yang bekerja keras baru bisa membawa keluarganya untuk pindah ke Spanyol. Termasuk Ansu Fati, yang belum melihat ayahnya hingga berumur 6 tahun.
Ayah Fati yang sudah terlalu sibuk, tidak sempat melihat perkembangan sang anak. Bahkan, dia tidak mengetahui jika anaknya jago bermain bola dan hendak mengikuti jejak ayahnya untuk jadi pemain profesional.
Sebagaimana dilansir dari Marca.com pada satu malam, tetangga Bori yang sadar akan bakat Fati lalu memberitahu sang ayah bahwa anaknya ternyata jago bermain si kulit bundar. Akhirnya, Fati dan kakak kandungnya bernama Barima yang juga punya potensi, didaftarkan ke akademi Sevilla pada 2010 lalu.
Fati yang lebih konsisten berhasil menarik perhatian Barça. Di akademi La Masia, Ansu Fati dididik hingga menjadi sukses saat usianya masih muda. Meski begitu, kakak kandung Fati hanya mampu bermain di divisi amatir Inggris, tapi Fati tidak tinggi hati dan selalu suportif satu sama lain.
Kisahnya kembalinya Ansu Fati ke lapangan hijau usai alami cedera sebetulnya bukan hal sembarangan. Bahkan untuk memulihkan kondisinya, dia butuh 4 prosedur operasi, sejak menepi di akhir tahun 2020 lalu.
Beruntungnya, proses pemulihan Fati ditangani oleh dokter-dokter kelas spesialis kelas atas. Salah satu yang paling berjasa ialah staf medis Barcelona, Dr. Lluis Til Pérez. Til Perez merupakan ahli bedah ortopedi dan traumatologi yang kaya akan pengalaman di bidangnya.
Ansu Fati yang rendah hati pun menyampaikan rasa terima kasihnya. Itu dilakukan saat pertandingan debut kedua Fati di Barcelona melawan Levante. Ansu Fati berhasil menyumbang satu gol penentu untuk Barca. [dan/esd]
Komentar