Jember (beritajatim.com) – Persid, klub sepak bola Kabupaten Jember, Jawa Timur disarankan mengubah prioritas selama ini. Persid tak perlu memprioritaskan target naik kasta dari Liga 3 ke Liga 2, tapi menjuarai Piala Suratin.
Piala Suratin adalah kompetisi sepak bola nasional untuk pemain berusia 17 tahun. Sebelumnya, pada 2017, Persid U17 di bawah asuhan pelatih Fahmi Amiruddin pernah menjuarai Zona Jawa Timur dan menembus Babak Delapan Besar nasional di Jogjakarta.
Bahkan dalam pertandingan uji coba di Stadion Jember Sport Garden, Persid Jember U17 berhasil mengalahkan Persebaya Surabaya U17 dengan skor 2-1 (1-0). Terakhir, Persid berhasil mengalahkan Persebaya 1-0 pada kompetisi Divisi I 2003 di Stadion Notohadinegoro.
Saran agar Persid merevisi prioritas ini dikemukakan Septafani Rahmansyah, mantan manajer Persid Jember 2014. “Kita realistis saja. Persid mending berfokus menata dan memperkuat Persid yunior. Di Piala Suratin tak ada kasta. Target juara juga tidak memerlukan biaya sebanyak target naik kasta ke Liga 2,” katanya, ditulis Selasa (26/7/2022).
Potensi Persid bertemu dengan tim yunior klub-klub besar seperti Persebaya dan Persib Bandung sangat memungkinkan. Saat mengalahkan tim-tim besar, menurut Septafani, gengsinya juga tidak kalah dengan kemenangan tim senior.
Namun Septafani mengingatkan, bahwa sekalipun Piala Suratin, persiapan Persid tak boleh asal-asalan. “Semua aspek harus dipersiapkan dengan matang, baik faktor teknis maupun non teknis,” katanya.
Dengan menitikberatkan pada pembinaan sepak bola yunior, menurut Septafani, pemakaian dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) bisa lebih sesuai. “Saya yakin, kalau Persid juara Piala Surarin, euforia masyarakat tidak kalah dengan Persid kalau promosi ke Liga 2,” katanya.
Septafani mencontohkan euforia warga saat tim sepak bola putra Jember meraih medali emas Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur (Porprov Jatim) VII. Ribuan warga Jember berbondong-bondong memadati Stadion Semeru, Lumajang, saat pertandingan final sepak bola porprov.
“Mumpung baru juara porprov, sayang sekali kalau momentum juara ini tidak dilanjutkan. Sementara promosi ke Liga 2 membutuhkan persiapan matang. Jadi juara Piala Suratin paling realistis,” kata Septafani.
Siapa yang cocok melatih Persid dalam Piala Suratin? “Pak Achmad Jainuri saya kira cocok. Dia berpengalaman membawa Jember United menjuarai Piala Suratin pada 2014 dengan mengalahkan Persis Solo 3-1 di final,” kata Septafani.
Ide ini ditentang anggota Komisi D DPRD Jember yang pernah menjadi manajer Persid U17 pada 2016, Ardi Pujo Prabowo. “Saya dulu pada 2016 memanajeri Persid U17 tanpa dibiayai APBD. Saya habis Rp 200 juta yang berasal dari kantong saya sendiri dan sumbangan orang tua atlet. Saat itu, Persid tersingkir di babak penyisihan grup. Kami satu grup dengan Persewangi, Persipro, PSIL, dan Samudra Indonesia,” katanya.
“Pembinaan usia dini memang perlu. Tapi ini harus berjenjang terus. Kemarin pada 2017, saat Persid U17 masuk Delapan Besar Suratin, anak-anak ini seharusnya terus diwadahi, sehingga kita tak kehilangan stok pemain. Jadi ketika butuh pemain, Persid tak perlu buka seleksi lagi,” katanya.
Ardi mempertanyakan kompetisi usia dini di bawah naungan Asosiasi Kabupaten PSSI Jember. “Ini belum pernah benar-benar tergulirkan. Ini yang sangat disayangkan. Semestinya momen seperti ini, klub internal tinggal menyetorkan nama pemain yang bagus untuk diseleksi Persid. Jadi saya mendukung Askab PSSI Jember untuk mengelola itu, karena toh kembalinya tetap ke Persid,” katanya.
“Piala Suratin hanya kompetisi kelompok usia. Kalau hanya berfokus ke Suratin juga tidak bagus. Saya rasa setiap ada perhelatan PSSI, kita harus prioritaskan itu: baik itu Suratin maupun liga. Potensi pemain Jember luar biasa. Kalau terseleksi baik pasti akan jadi kekuatan yang sangat menakutkan di Jatim,” kata Ardi. [wir/but]
Komentar