Amman (beritajatim.com) – Setelah dari keajaiban dunia Petra, perjalanan berlanjut untuk ziarah ke gua Al Kahfi di daerah Sahaba, utara Kota Amman, Ibu Kota Jordania.
Sesuai laporan wartawan Ferry Is Mirza dari Amman Jordania yang dikontribusikan untuk beritajatim.com, Selasa (31/12/2019) petang, menyebutkan, perjalanan dari Petra di daerah Ma’an ke Sahaba butuh waktu hampir tiga jam.
Meski jaraknya cukup jauh, dalam perjalanan tak menjemuhkan dan menjenuhkan. Lantaran, meskipun kawasan padang pasir, sepanjang jalan banyak bangunan yang menarik perhatian, karena berusia ribuan tahun dan memiliki nilai sejarah serta peradaban tinggi.
Berbeda dengan dari St Cheterine, Mesir ke Taba perbatasan Jerusalem, selama 4 jam lebih hanya disuguhi gurun pasir Sinai yang gersang.
Sekitar satu jam menjelang masuk Sahaba, penulis bersama jamaah Mudatur jelajah negeri para nabi sempat berhenti di rest area. Seusai salat Maghrib dan jamak Isya, perjalanan berlanjut ke Sahaba.
Tak terbayang, ternyata lokasi gua di Sahaba, kota yang terang benderang. Bukan lembah atau bukit. Setiba di sebuah masjid yang cukup besar dan megah, di sebelah timur bagian samping masjid itulah letak gua Al Kahfi, yang sangat terkenal dan memiliki nilai sejarah dan hikmah tinggi bagi umat manusia, terlebih-lebih umat Muslim.
Penulis akhirnya bisa masuk ke dalam gua, lantaran sang juru kunci bernama Mahmud berkenan datang atas permintaan Asfar, sahabat penulis asal Amman yang karib dari Mahmud. Begitu kaki masuk ke gua berumur lebih dari dua ribu tahun itu, disambut aroma wangi. Kata-kata Alhamdulillah otomatis terucap dari mulut para penziarah termasuk penulis.
Di dalam gua, Mahmud berkisah, ada tujuh makam, katanya, sambil menunjukkan kepada penulis. “Ini kosong tidak ada isinya,” tegas Mahmud. Ia juga menunjukkan tempat ke tujuh pemuda yang ditidurlelapkan oleh Allah selama 309 tahun itu. “Di sini, tidurnya (lihat foto, red),” tuturnya seraya menambahkan, hewan (anjing) yang ikut ke 7 pemuda tidurnya di luar sana. [fim/air/bersambung]
Komentar