Surabaya (beritajatim.com) – Kasus penganiayaan RF (19) taruna muda di Politeknik Pelayaran Surabaya yang tewas usai dianiaya seniornya AJP (20) terus bergulir.
Terbaru, Satreskrim Polrestabes Surabaya telah memeriksa 21 saksi untuk menetapkan tersangka baru. Perlu diketahui, sejauh ini Penyidik Unit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya baru menetapkan satu tersangka.
Kasi Humas Polrestabes Surabaya, Kompol M Fakih mengatakan jika pihaknya masih terus bekerja untuk menyelesaikan kasus ini secara tuntas. Ia meminta semua pihak bersabar untuk memberikan ruang kepada penyidik bekerja dengan maksimal.
“Sudah 21 saksi diperiksa. Sementara tersangka masih satu (AJP). Pasti kami usut tuntas dan tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka lain,” ujar Fakih saat dihubungi Beritajatim, Sabtu (18/02/2023).
Fakih menerangkan, jika hasil autopsi juga telah membuktikan jika tersangka tewas karena dua pukulan di bagian perut yang dilakukan oleh AJP dengan tangan kosong.
“Motifnya korban dianggap kurang hormat oleh tersangka,” tegas Fakih.

Perlu diketahui, RF ditemukan meninggal dunia pada Minggu (05/02/2023) sekitar pukul 22.45 WIB di dalam kamar mandi kampus usai menerima dua pukulan di bagian perut oleh AJP.
AJP mengakui kepada penyidik jika peristiwa itu bermula usai makan malam. Saat itu, tersangka AJP yg sudah geram dengan korban lantaran sering dianggap tidak hormat kepada seniornya mendapati kesalahan korban dalam pengecekan kelengkapan pakaian dinas. Saat itu, korban RF tidak membawa buku saku.
“Tersangka langsung mendatangi korban dan menyuruh korban agar kekamar mandi setelah acara selesai,” imbuh Fakih.
Korban ketakutan dan hanya mengikuti arahan seniornya. Di Dalam kamar mandi, tersangka langsung menyuruh korban berdiri di lorong tempat buang air kecil menghadap keluar. AJP lantas melayangkan pukulan tangan kanannya ke bagian perut atas korban sebanyak dua kali.
“Setelah itu tersangka menyuruh korban keluar, selang tiga langkah korban langsung roboh. Pelipis bagian kanan membentur tembok dan badannya rubuh ke lantai sehingga dagu dan kepala sebelah kiri membentur lantai,” pungkas Fakih. (ang/ted)
Komentar