Jayapura (beritajatim.com) – Berkunjung Kota Jayapura, tak lengkap rasanya tidak melakukan rekam jejak di perbatasan antara Papua dengan Papua Nugini yang berada di kecamatan Skow, Jayapura.
Perjalanan dimulai dari kota Jayapura, satu jam perjalanan untuk bisa sampai di wilayah Skow dengan menggunakan kendaraan roda empat. Pemandangannya jangan ditanya, bukit, laut dan hutan yang kita jumpai selama perjalanan.
Setelah sampai di pintu gerbang perbatasan, kita akan disambut oleh para penjaga dari tentara Angkatan Darat. Setiap wisatakan datang wajib mengisi buku tamu dan meninggalkan kartu identitas untuk bisa masuk gerbang ke arah perbatasan.

Berjalan kurang lebih lima menit, kita bisa sampai ke monumen Border Post of the Republic Indonesia. Dimana garis ini merupakan gerbang masuk menuju Papua Nugini, di area itu dituliskan area terbatas dengab gambar larangan masuk.
Salah satu wisatawan yang berkunjung ditempat ini adalah Asita Aulia Zahra, atlet triatlon asal Jakarta ini sengaja datang ke tempat ini karena rasa penasarannya dengan batas wilayah.
Meski tidak diperbolehkan masuk terlalu dalam lantaran adanya pembatasan Covid 19, ia pun bangga bisa melihat suasana di tempat ini terlihat patung Garuda besar di balik gedung monumen.
“Kebetulan saya ada tanding kebetulan deket mampir dan penasaran juga ternyata di perbatasan ini bagus sekali bukan cuma pemandangannya tapi juga kita bisa tahu bagaimana pertasan Indonesia dengan luar negeri. Sayangnya ngga bisa masuk kedalam yang ada patung garudanya,” ungkap Asita, Kamis (23/9/2021).
Sayangnya, ketika berkunjunga ketempat ini para wisatawan tidak bisa masuk hingga gerbang garis yang berada di dalam tempat penjagaan.

Ketika berjumpa dengan salah satu petugas bernama Noak, ia mengatakan biasanya gerbang dibuka tapi karena pandemi harus ditutup karena dari gerbang Papua Nugini juga ditutup.
“Jadi itu situasi saat ini, karena pandemi ditutup biasanya dibuka dan bisa masuk. Kalau masih di perbatasan gini ngga perlu pakai paspor kalau sudah masuk kota Papua baru pakai paspor,”ungkap penjaga yang sudah bekerja sejak empat tahun lalu.
Tak perlu khawatir, untuk bisa datang ke tempat ini tak perlu mengeluarkan biaya karena para pengunjung hanya mengisi data saja di pos penjagaa. [way/ted]
Komentar