Madiun (beritajatim.com) – Kawasan wisata Watu Rumpuk dan Pendakian Tapak Bimo di Desa Mendak, Dagangan, Madiun, Jawa Timur banyak diminati wisatawan luar daerah.
Meski sempat terkendala karena pandemi, tempat wisata yang resmi dibuka tahun 2018 silam.itu tetap eksis. Inovasi terus dilakukan oleh pemerintah desa setempat, dengan tak hanya menawarkan sekadar wisata alam biasa, tapi juga memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk merasakan jadi warga setempat.
Kades Mendak Nur Cholifah mengungkapkan kalau banyak sekali aktivitas yang dilakukan. Mulai dari turut mengolah kakao jadi coklat, mengolah kopi, hingga mendaki Gunung Manyutan yakni menuju Puncak Tapak Bimo. Ada itinerary khusus yang ditawarkan pada pengunjung untuk memilih paket wisata alam dan wisata edukasi di desa yang juga penghasil manggis dan durian itu.
”Warga desa kami menyediakan homestay total ada 15 homestay yang masih aktif. Masing-masing homestay ada tiga kamar. Paket dimulai dari harga Rp 175 ribu per orang. Dengan syarat untuk paket edukasi mengolah kopi atau mengolah coklat setidaknya ada 10 orang, sementara untuk pendakian ke Tapak Bimo minimal tiga orang. Ada lagi paket outbound dan juga membatik” terang Ifa, sapaan lekat Nur Cholifah, Minggu (27/2/2022).
Ifa menyebut dengan menghabiskan waktu setidaknya seharian di Mendak bakal memberikan kesan yang mendalam bagi para pengunjung. Sehingga, di waktu mendatang mereka bisa memilih Mendak untuk menghabiskan liburan. Meski di tengah pandemi banyak sekali penyesuaian yang dilakukan.
”Pengunjung memang berkurang, tapi tetap eksis ketika kunjungan wisata dibuka. Dengan harga tiket 10.000 kan bisa menikmati kawasan wisata alam. Beruntung bagi yang berkunjung di bulan Januari hingga Maret, bertepatan dengan panen durian dan manggis. Jika di luar itu bisa mencicipi coklat dan kopi khas Mendak,” kata kades dua periode itu.
Di kawasan wisata seluas 2,5 hektar itu tak hanya bisa berwisata saja, tapi juga banyak warung makan. Meski kini kurang dari 10 pedagang yang masih aktif. Mereka menyediakan banyak macam makanan dan kadang warga berjualan manggis dan durian jika musim.
”Kalau untuk produk coklat dan kopi kami sediakan sepanjang tahun di warung dekat sini. Jadi bisa langsung dicicipi. Baik berupa minuman untuk coklat dan kopi. Dan coklat batangan juga ada tapi sementara masih belum berproduksi karena mesin masih maintenance,” pungkasnya. (fiq/ted)
Komentar