Gaya Hidup

Ngabuburit di Kampung Penghafal Al-Qur’an Mojokerto

Ratusan kios pedangan di jalan Desa Desa Mojogeneng di Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. [Foto : Misti/beritajatim.com]
Ratusan kios pedangan di jalan Desa Desa Mojogeneng di Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. [Foto : Misti/beritajatim.com]

Mojokerto (beritajatim.com) – Bagi traveler yang suka berburu kuliner saat ngabuburit di Mojokerto, wajib mencoba ke Desa Mojogeneng di Kecamatan Jatirejo. Desa ini dijuluki sebagai Kampung Penghafal Al-Qur’an karena banyaknya pondok pesantren dan warga penghafal Al-Qur’an.

Suasana desa ini juga tak pernah sepi, terutama saat Ramadhan. Selama 24 jam, ada beragam aktivitas yang dilakoni warga maupun santri. Seperti mengaji di masjid, ramainya pasar takjil, ngabuburit hingga tarawih. Kepadatan hilir mudik santri maupun warga tampak saat bulan Ramadhan saat sore menjelang berbuka puasa.

Di sini, warga maupun santri menunggu azan magrib sambil ngabuburit berburu kuliner baik tradisional maupun kekinian. Ratusan lapak pedagang berjajar rapi di tengah jalan desa diantara pondok pesantren. Di Desa Mojogeneng ini banyak pendatang baik dari Jawa muapun luar Jawa yang menimba ilmu menjadi santri.

Ada tiga pondok pesantren berdiri di sini dengan jumlah 17 asrama dengan program penghafal Al Qur’an. Santri di masing-masing asrama mencapai ribuan. Tak hanya santri, ada sekitar 110 warga Desa Mojogeneng merupakan Hafizh dan Hafidzah. Sehingga Desa Mojogeneng dijuluki sebagai Kampung Penghafal Al-Qur’an di Kabupaten Mojokerto.

Lusa, By Pass Mojokerto Bisa Dilalui Dua Jalur

Ramadhan menjadi moment yang dimanfaatkan warga maupun pedagang dari luar desa untuk berjualan. Mereka mendapat berkah saat waktu ngabuburit dengan berjualan aneka jajanan maupun minuman. Harganya pun tak menguras kantong para santri sehingga saat ngabuburit, lokasi ini cukup banyak dikunjungi.

Kepala Desa (Kades) Mojogeneng, Tatag Sugianto mengatakan, geliat perekonomian warga terlihat saat bulan Ramadhan tiba. “Warga berjualan aneka makanan dan minuman saat bulan Ramadhan tiba. Sehingga bisa dilihat di jalan desa berjajar warung-warung milik warga,” ungkapnya, Selasa (11/4/2023).

Meski hanya terdiri dua dusun, namun lanjut Kades, antara warga dan pondok pesantren (ponpes) yang ada di Desa Mojogeneng kompak sehingga saling bersinergi. Kades menjelaskan, ada tiga ponpes dengan 17 asrama, 110 warga diantaranya hafiz dan Hafizah. [tin/but]



Apa Reaksi Anda?

Komentar