Surabaya (beritajatim.com) – Komunitas Perlima (Perempuan Penulis Padma) kembali merilis sebuah buku berjudul Kopi Tanpa Gula. Buku ini merupakan antologi dari 34 penulis yang berisikan pentigraf atau cerpen tiga paragraf.
Penggagas pentigraf Dr Tengsoe Tjahyono menjelaskan, bagi Perlima, Kopi Tanpa Gula menjadi karya pentigraf pertama yang istimewa. Pasalnya, meski lahir dari dua sesi pelatihan yang diampunya pada September dan Oktober 2022, buku itu jauh dari kesan coba-coba.
“Tidak terasa sebagai produk pemula,” kata Tengsoe Tjahyono yang juga dosen senior di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tersebut, Sabtu (27/5/2023).
Diketahui, pentigraf menjadi tantangan baru bagi Perlima. Itu karena rangkaian utuh sebuah cerita yang secara struktur terdiri dari pembukaan, isi, dan penutup tersebut tidak boleh diuraikan lebih panjang dari tiga paragraf.
“Namun, seluruh unsur cerita pendek tetap harus hadir di sana, termasuk dialog, konflik, dan penyelesaian masalah,” jelasnya.
Rangkaian peluncuran Kopi Tanpa Gula itu diawali dengan lomba baca pentigraf untuk pelajar SMP, persembahan dari Smartfren. Tiga pemenang berkesempatan tampil dalam rangkaian acara yang berlangsung hingga Sabtu Sore.
Ketua Umum AMSI: Beritajatim.com Mampu Merawat Kepercayaan dan Jaringan
Peluncuran buku antologi ini juga diwarnai aneka macam jamu dingin dalam cup kecil persembahan PT. Jamu Iboe. Itu menjadi bentuk kolaborasi Perlima dan Jamu Iboe dalam melestarikan warisan budaya secara modern. Pun, ini juga bertepatan dengan peringatan Hari Jamu Nasional.
Tak hanya itu, peluncuran buku antologi keempat oleh Perlima itu juga disemarakkan dengan pembukaan pameran sketsa karya pelukis Yoes Wibowo. Goresannya merupakan respon atas kisah-kisah yang dituliskan dalam buku tersebut.
“Menulis cerita pendek dalam tiga paragraf. Ini seperti mantra baru yang membuat penasaran,” ujar Tjahjani Retno Wilis, Ketua Perlima, dalam sambutannya. [ipl/but]
Komentar