Bangkalan (beritajatim.com) – Pelonggaran kegiatan masyarakat akan diberlakukan di Kabupaten Bangkalan dengan beberapa syarat. Salah satunya mengharuskan pihak pengelola kegiatan menyediakan spot vaksinasi di tempat.
Hal tersebut diungkap oleh Bupati Bangkalan, R Abdul Latif Amin Imron. Pelonggaran ini berlaku untuk semua kegiatan terutama kegiatan hiburan seperti pariwisata, karapan sapi, sandur, pacuan kuda, orkes dan lainnya.
“Penyelenggaraan kegiatan skala besar boleh dilakukan asal tetap menerapkan protokol kesehatan termasuk seluruh panitia, pengunjung dan juga seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan itu telah divaksin,” tuturnya, Senin (27/9/2021).
Ia juga mengatakan, pihak penyelenggara harus menyediakan spot vaksinasi bagi pengunjung yang belum divaksin. Sehingga, seluruh pengunjung dapat masuk setelah divaksin.
“Pengunjung tidak semuanya telah divaksin, jadi penyelenggaraan kegiatan juga menyediakan vaksinasi di tempat,” tambahnya.
Meski begitu, kuota kegiatan tersebut haruslah sesuai pedoman, yakni sebanyak 50 persen dari kuota. Sehingga, kegiatan tetap dapat menerapkan jaga jarak.
“Selain itu, seluruh penyelenggara kegiatan harus mengajukan ijin kegiatan pada satgas penanganan Covid-19 Bangkalan sebelum digelar, setelah itu akan dicek, jika memenuhi syarat, akan disetujui,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Muhammad Hasan Faisol menyebutkan pihaknya juga akan melakukan peninjauan di beberapa lokasi wisata. Sehingga, fasilitas di wisata itu memenuhi syarat dan aman untuk pengunjung.
“Besok sudah akan kami cek ke lokasi apakah sarana prasarana penunjang protokol kesehatan sudah sesuai atau belum, pastinya seluruh pelaku wisata sudah siap untuk membuka tempat pariwisata,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bangkalan, Sudiyo menuturkan, saat ini stok vaksin sangat melimpah. Sehingga, berbagai pihak dapat bekerjasama dalam melakukan vaksinasi untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
“Target dari Kemenkes harusnya akhir September ini sudah tervaksin sebanyak 70 persen, namun kita baru 20 persen. Sehingga vaksinasi harus digenjot. Untuk stok sangat melimpah,” imbuhnya.
Pelonggaran kegiatan tersebut disambut baik oleh seluruh pelaku wisata dan budaya, salah satunya Fatkurrahman atau biasa disapa Ji Kur. Sebagai tokoh budaya kerapan sapi, ia sangat menunggu pelonggaran kegiatan tersebut.
“Setiap sepekan sekali kami latihan kerapan sapi dan alhamdulillah jika ada pelonggaran kegiatan ini agar tak perlu kucing-kucingan lagi seperti sebelumnya,” tandasnya. [sar/but]
Komentar