Gaya Hidup

Begini Prosesi Mencuci Keris Jelang Malam 1 Suro di Gresik

Gresik (beritajatim.com) – Bagi sebagian besar masyarakat Jawa, malam satu Suro atau satu Muharram dalam kalender Islam identik dengan mencuci benda pusaka seperti keris. Dalam istilah tradisi jawa melakukan penjamasan.

Mencuci keris atau menjamas tujuannya membersihkan pusaka dari kotoran agar keutuhan besi tetap terjaga. Selain itu, juga menjaga tradisi budaya yang sudah turun-temurun. Dalam ritual tersebut, ada beberapa sajen yang disiapkan. Diantaranya, kemenyan, degan hijau, kembang melati, telur ayam kampung, dan pisang.

Semuanya itu disiapkan di dekat keris yang akan dijamas. Sebelum keris masuk prosesi penjamasan, juga disiapkan air tujuh sumur yang dicampur jeruk nipis. Kemudian dicampur lalu dioleskan di beberapa kali pada keris yang dijamas setiap malam satu suro.

“Prosesi semua itu tidak lain menghargai yang membuat keris, menjaga keutuhan besi serta melestarikan budaya, supaya tidak hilang,” ujar Penjamas Benda Pusaka asal Gresik, Ediyanto kepada beritajatim.com, Jumat (29/07/2022).

Bapak dua orang anak itu, menekuni menjadi penjamas benda pusaka sejak tahun 1999. Dirinya mendapat ilmu itu, dari turun-temurun keluarganya. Bahkan, di rumahnya ada beberapa keris yang masih disimpan di rumahnya.

“Menjadi penjamas keris sudah hobi saya sejak muda. Apalagi benda pusaka ini identik dengan orang Jawa. Warisan leluhur yang harus dilestarikan. Keris juga ikon orang Indonesia yang sudah diakui UNESCO,” ungkap Ediyanto.

Malam 1 Suro

Ada cerita diluar nalar yang pernah dialami Ediyanto. Saat itu, dirinya sedang melakukan penjamasan benda pusaka keris. Sewaktu besinya dipijat. Tiba-tiba tangan kanannya seperti kesemutan. Namun, saat ditaruh kembali. Kesemutan pada tangannya hilang.

“Saya pernah mengalami hal itu, yang lebih dikuatirkan lagi kalau tangan tergores besi keris. Lukanya bisa sebulan lebih parah dibanding tergores pisau,” paparnya.

Sementara itu, Kolektor Benda Pusaka asal Gresik, Slamet Supriyanto mengatakan, prosesi penjamasan keris ini dilakukan setiap malam satu suro. Ini dilakukan karena waktunya mencuci supaya besi pada keris tidak korosif.

“Suroan merupakan bulan yang punya mistis. Pusaka yang dicuci atau dijamas juga tradisi budaya yang harus dilestarikan supaya tidak luntur,” katanya. (dny/ted)


Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks



Apa Reaksi Anda?

Komentar