Gaya Hidup

6 Juru Pelihara BPCB Jawa Timur Bersihkan Candi Brahu di Mojokerto

Para jupel memberikan Candi Brahu. [Foto: misti/beritajatim]

Mojokerto (beritajatim.com) – Sejumlah juru pelihara (jupel) dari Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur melakukan perawatan terhadap Candi Brahu di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Yakni dengan membersihkan struktur batu bata merah dari rumput dan lumut.

Sejumlah pekerja tampak memanjat candi dengan ukuran tinggi 25,7 meter dan lebar 20,7 meter dengan menggunakan tangga. Tak hanya memiliki kemampuan khusus, para jupel tersebut juga membutuhkan keberanian untuk bisa memanjat yang diperkirakan berusia lebih tua dibandingkan kerajaan Majapahit tersebut.

Salah satu jupel Candi Brahu, Abdul Ghofur (48) mengatakan, ada enam orang yang bertugas membersihkan candi kerajaan Budha, dimana candi ini memiliki stupa yang merupakan ciri khas dari candi agama Budha. “Yang paling utama yang dibersihkan rumput di bagian puncak candi,” ungkapnya, Rabu (6/11/2019).

Kemudian, lanjut Ghofur, lumut hijau. Ada beberapa jenis lumut yang tumbuh di struktur bangunan Candi Brahu agar tidak terlalu cepat tumbuh di musim hujan. Yakni rumput lichen atau rumput kerak sehingga ada perlakukan khusus agar tidak cepat melebar.

“Lumut putih belum musim penghujan tidak tampak tapi saat hujan tampak putih, ada tim sendiri yang menanggani tentang ini karena harus menggunakan teknik dan alat khusus. Untuk kesulitannya, tentunya kita bekerja tidak bisa dengan lepas karena material terbuat dari baru bata merah,” ujarnya.

Struktur batu bata merah tersebut, lanjut Ghofur, semakin hari semakin lapuh sehingga harus berhati-hati saat membersihkan. Tak hanya itu, para jupel juga harus dibagi wilayah pembersihan. Beberapa di atas, dan beberapa di bawah. Begitu juga jika ada yang di bagian timur, maka ada sebagian di barat.

“Itu yang paling sulit. Apalagi kita harus berhati-hati, teman-teman di bagian atas bekerja di tempat yang sangat rapuh, itu yang paling kita khawatirkan. Sehingga mereka yang di atas, kita yang di bawah harus ada selisih karena batunya sudah terlalu rapuh. Kita tidak bisa seenaknya, tenaga juga harus dikurangi,” tuturnya.

Ghofur menambahkan, idealnya kurun waktu pembersihan Candi Brahu satu bulan sekali. Namun karena banyak temuan baru sehingga saat jadwal pembersihan di Candi Brahu, jupel tidak bisa melakukan pembersihan di Candi Brahu. Selain itu juga karena dibutuhkan penangganan sangat luar biasa sehingga tidak semua bisa membersikan.[tin/kun]


Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks



Apa Reaksi Anda?

Komentar