Ekbis

Sumenep Alami Deflasi Tertinggi di Jawa Timur

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Syaiful Rahman

Sumenep (beritajatim.com) – Sumenep mengalami deflasi pada Agustus 2021 sebesar 0,16 persen. Angka tersebut di bawah Jawa Timur dan Nasional yang semuanya mengalami inflasi. Inflasi untuk Jawa Timur sebesar 0,26 persen dan Nasional 0,04 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Syaiful Rahman menjelaskan, deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks sebagian kelompok pengeluaran.

Ada 4 kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan. Diantaranya kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar -0,5 persen. Kemudian kelompok komunikasi, informasi, dan jasa keuangan sebesar -0,38 persen. Kemudian yang juga mengalami penurunan adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar -0,18 persen.

“Selain itu, 4 kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan seperti kelompok perumahan, air, listrik. Sedangkan 3 kelompok lagi tidak mengalami perubahan seperti kelompok pakaian, olah raga, dan rekreasi,” terangnya.

Syaiful menambahkan, komoditas yang punya andil besar terhadap terjadinya deflasi bulan Agustus adalah cabai rawit, cabai merah, bawang merah, bayam, dan beras. “Sebaliknya, yang memberikan andil terhadap terjadinya inflasi adalah tomat, rokok kretek, minyak goreng, dan daging sapi,” terangnya.

Untuk 8 kota indeks harga konsumen (IHK) di Jawa Timur, sebagian besar mengalami inflasi kecuali Banyuwangi, Kota Kediri, dan Sumenep. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Surabaya sebesar 0,37 persen, dan terendah Sumenep, -0,16 persen. (tem/ted)


Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks



Apa Reaksi Anda?

Komentar