Gresik (beritajatim.com) – Guna mencegah abrasi di pesisir Pulau Mengare, Gresik. PT Petrokimia Gresik (PG) membangun pusat restorasi dan pembelajaran mangrove atau PRPM. Langkah ini diambil karena sepanjang pesisir Pulau Mengare telah mengalami abrasi cukup hebat, dan rawan bencana rob.
Sebelumnya, berbagai upaya telah dilakukan namun selalu mengalami kegagalan. Untuk itu, diperlukan upaya yang lebih masif agar kualitas ekosistem dapat pulih dan terjaga.
Dirut Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menuturkan, sebagai perusahaan yang lokasinya berdampingan langsung dengan masyarakat. Pihaknya, berkomitmen untuk terus tumbuh dan berkembang bersama masyarakat. Namun, dirinya menyadari hakikat pembangunan berkelanjutan bukan sekadar pemberian donasi kepada masyarakat.
“Pogram PRPM Mengare ini merupakan salah satu implementasi atas komitmen kami. Dimana, melalui konservasi ekosistem pesisir untuk mengurangi laju abrasi, meningkatkan produktivitas perikanan dan terciptanya alternatif lapangan kerja melalui ekowisata pesisir terpadu,” tuturnya, Kamis (14/10/2021).
Untuk mengimplementasikan itu lanjut Dwi Satriyo, perusahaannya menggandeng PT Eco Sains Indonesia sebagai pelaksana dan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Desa Tanjung Widoro sebagai kelompok sasaran penerima program.
“PRPM Mengare dinilai mampu berkontribusi memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap bahaya terkait iklim dan bencana alam. Sisi lainnya, Pulau Mengare juga telah menjadi pilihan destinasi eduwisata, tidak hanya bagi masyarakat Gresik, tapi juga luar kota Gresik,” ujarnya.
Ia menambahkan, melalui rehabilitasi mangrove. Diharapkan masyarakat mendapatkan pandangan baru bagaimana memaksimalkan potensi untuk dijadikan daya tarik dan upaya mengoptimalkan manfaat ekonomi.
“Total ada empat hektare lahan mangrove yang kembali ditanami dengan memperhatikan jenis mangrove dan metode tanamnya,” imbuhnya.
Selain fokus ke rehabilitasi mangrove, perusahaan solusi agro industri ini juga memadahi masyarakat setempat untuk melakukan budidaya kerang dan tiram di sekitar lokasi. Selain untuk menjaga ekosistem biota laut, hasil budidaya bisa dimanfaatkan untuk produk olahan masyarakat setempat.
Perusahan BUMN yang ber-home based di Gresik itu, tidak hanya berkontribusi di Pulau Mengare saja melainkan juga berkontribusi terhadap pembangunan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Mangrove Ujungpangkah, Kabupaten Gresik. [dny/but]
Komentar