Ekbis

Pedagang Loak Pasar Templek Kota Blitar Minta Relokasi Ditunda Usai Lebaran

Pedagang Pasar Loak Templek Kota Blitar Yang Mengeluhkan Rencana Relokasi

Blitar (beritajatim.com) – Pemerintah Kota Blitar berencana akan merelokasi puluhan pedagang Loak Pasar Templek Kota Blitar ke bekas kios pasar Dimoro. Rencananya proses relokasi ini akan mulai dilakukan pada bulan Februari hingga Maret mendatang.

Menanggapi rencana tersebut para pedagang loak di pasar Templek Kota Blitar pun hanya bisa pasrah. Meski begitu pedagang loak pasar Templek Kota Blitar meminta agar relokasi ditunda hingga usai lebaran.

“Ya kalau bisa jangan mepet lah mas, ini kan bulan Maret sudah puasa bulan April sudah lebaran kalau direlokasi Bulan Februari ekonomi kami pasti terganggu,” kata Imam Butahal, Pedagang Loak Pasar Templek Kota Blitar kepada beritajatim.com, Senin (09/01/2022).

Menurut pedagang waktu relokasi yang direncanakan oleh Pemerintah Kota Blitar sangat mepet dengan Idul Fitri dimana biaya kebutuhan keluarga sedang meningkat. Sementara Pemerintah Kota Blitar juga belum ada wacana untuk memberikan bantuan dana relokasi atau pemindahan barang dagangan.

Atas dasar itulah para pedagang meminta agar relokasi dilakukan setelah hari raya Idul Fitri tahun 2023 mendatang. Dengan adanya relaksasi waktu tersebut diharapkan mampu dimanfaatkan para pedagang untuk mengumpulkan dana untuk pemindahan barang dagangan.

Selain memakan waktu, proses pemindahan barang dagangan juga menyita biaya yang tidak sedikit. “Memindahkan barang itu juga butuh biaya, tapi hingga kini Pemerintah Kota Blitar juga belum mewacanakan untuk memberikan bantuan dana,” imbuhnya.

Selain meminta relaksasi waktu untuk relokasi, para pedagang loak di pasar Templek Kota Blitar juga mengeluhkan sempitnya kios di pasar Dimoro Kota Blitar. Menurut pedagang, luas kios yang disediakan di pasar Dimoro Kota Blitar tidak akan cukup menampung semua barang dagangan pedagang.

Kondisi itu pun menjadi kekhawatiran tersendiri dari para pedagang loak pasar Templek Kota Blitar. Pasalnya barang dagangan para pedagang loak rata-rata berjumlah cukup banyak dan memakan tempat yang luas.

Lebih lanjut menurut pedagang dengan kios yang sempit maka barang ditawarkan ke pembeli menjadi terbatas. Sehingga potensi penurunan penghasilan pun menjadi lebih tinggi.

“Kios pasar Dimoro juga lebih kecil dari sini sehingga kami khawatir barang dagangan kami tidak muat tertampung, sehingga barang yang ditawarkan juga akan jauh lebih sedikit, sehingga pendapatan kami juga akan berkurang,” jelasnya.

Selain dua hal di atas para pedagang di pasar Templek Kota Blitar juga mengeluhkan belum lengkapnya fasilitas kios di pasar Dimoro Kota Blitar. Selain belum adanya toilet para pedagang juga mengeluhkan belum adanya pintu kios.

Menurut pedagang sejauh ini belum ada pembicaraan antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Blitar dengan pedagang terkait kurangnya fasilitas tersebut. “Fasilitas pendukung di bekas pasar Dimoro Kota Blitar juga belum lengkap masak kami disuruh pindah, ya mohonlah dilengkapi dulu,” pungkasnya.

Keluhan serupa juga diungkapkan oleh pedagang pasar Loak Templek Kota Blitar yang lain. Mohammad Bakir salah satunya.

Meski dirinya menerima usulan relokasi namun ia merasa keberatan untuk pindah ke kios Dimoro Kota Blitar yang ukurannya lebih sempit dari pasar Templek Kota Blitar. Menurutnya ukuran kios pasar Dimoro Kota Blitar tidak akan mempu menampung seluruh barang dagangannya.

Mohammad Bakir juga mengeluhkan tidak adanya bantuan dana relokasi untuk proses pemindahan barang dagangan. Sehingga secara otomatis para pedagang terpaksa mencari tambahan dana untuk memindahkan barang dagangan ke kios Dimoro Kota Blitar.

“Dana relokasi tidak ada, kios di pasar Dimoro Kota Blitar juga terlalu sempit sehingga saya rasa kok tidak muat untuk menampung barang dagangan,” jelasnya.

Keberatan terbesar pedagang adalah hilangnya brand pasar Templek adalah loak. Selama ini masyarakat luas terutama warga Blitar mengenal pasar Loak yaitu berada di Pasar Templek Kota Blitar. Sehingga dengan pemindahan ini dikhawatirkan akan membuat para pembeli kabur. Sehingga omzet pendapatan pedagang akan berkurang drastis. (owi/kun)

Apa Reaksi Anda?

Komentar