Ekbis

Pandemi Covid-19 Melandai, Pengrajin Bendera dan Umbul-umbul di Kota Mojokerto Kebanjiran Pesanan

"Saya sudah stok bahan sejak bulan Maret, bulan Mei pesanan sudah mulai dan produksi. Kebanyakan pesanan datang dari instansi, lingkungan maupun pedagang bendera dan umbul-umbul," ungkapnya, Senin (1/8/2022).

Mojokerto (beritajatim.com) – Momen Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) selalu ditunggu Suboko Yuwono (65) bersama keluarga. Tahun 2022 ini, bisnis keluarga warga Balongsari V/16, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto ini kebanjiran pesanan.

Dibanding dua tahun lalu saat pandemi Covid-19 melanda dunia, tak terkecuali Indonesia, pengrajin bendera di Kota Mojokerto ini mengaku saat ini banyak menerima order. Sejak Mei, ia bersama keluarganya memproduksi bendera dan umbul-umbul.

“Saya sudah stok bahan sejak bulan Maret, bulan Mei pesanan sudah mulai dan produksi. Kebanyakan pesanan datang dari instansi, lingkungan maupun pedagang bendera dan umbul-umbul,” ungkapnya, Senin (1/8/2022).

Bapak empat anak ini sudah menekuni pembuatan bendera dan umbul-umbul sejak 2002 lalu. Namun dua tahun kemarin, pesanan bendera dan umbul-umbul sepi lantaran pandemi Covid-19.

Ia mengambil bahan baku langsung ke distibutor di Surabaya. Meski sudah stok bahan baku sejak bulan Maret lalu, banyaknya pesanan membuat ia harus kembali membeli bahan baku.

“Ini sudah 2.000 sampai 3.000 bendera. Ini hanya melibatkan keluarga saja, ada delapan orang. Kalau bendera ukuran mulai yang kecil, ukuran 20×30 cm sampai ukuran bendera lapangan. Bendera lapangan itu ukurannya 180×2 meter 70 cm,” jelasnya.

Ia juga memproduksi berbagai jenis model dan ukuran umbul-umbul. Untuk jenis kain yang digunakan yakni satin dan pelet. Kedua jenis kain tersebut dinilai cukup tahan terhadap cuaca, baik panas maupun hujan serta tidak mudah luntur jika kena air.

“Selain dari instansi dan lingkungan, juga ada pedagang bendera. Dari Mojokerto, Jombang, Kediri dan Malang. Lebih banyak yang ambil dari pedagang pinggir jalan, instansi maupun lingkungan juga banyak,” ujarnya.

Ia memprediksi, moment peringatan HUT RI tahun ini ramai karena dua tahun sebelumnya sepi karena pandemi Covid-19. Ia juga menerima pesanan umbul-umbul dengan tulisan lingkungan tempat pemesan.

“Kalau tulisan ini di sablon, pesan sebelumnya. Ada mesin sablon tapi lama jadi jarang produksi, kalau ada pesanan saja. Insya Allah bagus tahun ini, dibanding dua tahun lalu. Pesanan ini sudah naik sampai 50 persen,” tuturnya.


Untuk harga, lanjut Suboko, tidak ada kenaikan. Harga masih sama dengan tiga-empat tahun lalu. Harga bendera mulai terkecil Rp2 ribu sampai dengan Rp250 ribu untuk bendera lapangan, umbul-umbul mulai Rp15 ribu sampai Rp110 ribu.

“Untuk yang ada sablon harganya tambah Rp10 ribu. Sebenarnya, ini usaha dari bapak saya. Tapi dulu hanya buat bendera dijual ke Surabaya bawa sepeda pancal (angin), terus berhenti. Baru saya lanjutkan sekitar 19 tahun lalu,” tegasnya.

Suboko sebelumnya berprofesi sebagai pedagang baju jadi di Pasar Kliwon Kota Mojokerto. Namun karena pasar sepi sehingga ia meneruskan usaha sang ayah pada tahun 2002 lalu dengan nama Devi Konveksi. Devi merupakan nama dari sang cucu.

“Saya bersyukur, dengan modal pas-pasan saat mulai merintis dulu, sampai kalung istri saya ikut dijual buat modal tapi bisa bertahan sampai sekarang. Meski banyak bendera buatan Bandung tapi masih banyak pelanggan yang kesini,” ceritanya.

Pengerjaan bendera tersebut akan selesai setelah tanggal 17 Agustus hingga jelang peringatan HUT RI berikutnya. Ada beberapa model bendera, 5 meter AFI, 3 meter AFI, 5 meter graji, 3 meter graji, 5 meter B, 5 meter kecer, umbul-umbul karet, umbul-umbul wiru besar garuda dan umbul-umbul wiru besar. [tin/beq]

Apa Reaksi Anda?

Komentar

beritajatim TV dan Foto

BPOM RI Segel Jamu Tradisional di Banyuwangi

Korban Pelecehan Harus Berani Lapor

Coba Yuk Spa Kurma di Surabaya

Ketika Melaut Tak Harus Mengantri Solar