Ekbis

Laos akan Impor Pupuk dari Petrokimia Gresik

Gresik (beritajatim.com)– Negara Republik Demokrarik Rakyat Laos akan mengimpor pupuk dari Petrokimia Gresik. Keinginan negara di kawasan Asean itu diperkuat dengan kunjungan Perdana Menteri Republik Rakyat Laos, Alounkeo Kittikhoun ke pabrik PG.

Menurut Alounkeo Kittikhoun, selain mendatangkan pupuk dari PG. Negaranya juga berkeinginan menjalin kerjasama di bidang pertanian, dan agroindustri.

Sebelumnya, pada pertengahan tahun 2019. Laos telah menandatangani kerjasama dengan 9 perusahaan BUMN Indonesia, salah satunya adalah PT Pupuk Indonesia (Persero) untuk bidang pertanian dan pertambangan.

iklan adidas

“Kami datang ke pabrik PG juga didampingi Phongsavanh Group, yaitu salah satu perusahaan besar di Laos yang memiliki banyak unit bisnis di berbagai bidang. Perusahaan ini menjadi salah satu entitas bisnis yang dibawa oleh pemerintah Laos untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan BUMN di Indonesia,” ujarnya, Rabu (28/08/2019).

Duta Besar Republik Indonesia untuk negara Laos, Pratito Soeharyo, yang juga hadir menyatakan kedepan Indonesia akan banyak menjalin kerjasama bisnis dengan Laos.

“Kerjasama dengan Laos sangat potensial bagi Indonesia karena saat ini negara tersebut sedang giat melakukan pembangunan infrastruktur untuk menarik investasi. Sehingga, ekspansi ini juga menjadi kesempatan bagi perusahaan BUMN untuk melebarkan bisnis di mancanegara,” ungkapnya.

Sementara itu, terkait kunjungannya ini. Kittikhoun menuturkan, letak geografis Laos yang berada di tengah-tengah, dekat dengan China, Thailand, Vietnam, dan tidak jauh dari Jepang dan Korea Selatan, merupakan salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi di Laos meningkat pesat khususnya dalam hal ekspor-impor.

“Kami melihat bahwa PG sudah sangat mampu untuk diajak kerjasama di sektor pertanian dan agroindustri. Sebab, PG merupakan pioneer pupuk majemuk dan pupuk organik di Indonesia,” imbuhnya.

Dia menjelaskan, Laos merupakan negara pertanian, tapi pemerintahannya tidak mempunyai banyak produk untuk mendukung sektor ini. Sehingga, kedatangannya ke pabrik PG untuk mengeksplorasi potensi di sektor pertanian.

Mnanggapi Dirut PG Rahmad Pribadi berharap kunjungan ini menjadi awal kerjasama PG dengan pelaku industri di Laos. Rahmad meyakini, PG mampu mendukung kebutuhan produk-produk untuk sektor pertanian di Laos.

“Kapasitas produksi PG saat ini mencapai 9 juta ton dalam pertahun, baik untuk produk pupuk dan non-pupuk. Lengkap dari hulu-hilir pertanian, mulai dari benih, pupuk majemuk, pupuk organik, pupuk hayati, pengendalian hama, hingga berbagai produk pengembangan lainnya,” paparnya.

Selain pupuk, PG juga capable untuk mengekspor produk-produk kimia lainnya. Semoga ini menjadi awal yang baik bagi terjalinnya kerjasama antara Laos dengan Indonesia, khususnya PG. [dny/kun]



Apa Reaksi Anda?

Komentar