Gresik (beritajatim.com) – Guna mengamankan produksi pupuk tahun 2023 terkait dengan bahan baku. Pupuk Indonesia melalui anak usahanya PT Petrokimia Gresik, mendapat tambahan gas sebesar 15 hingga 17 million standard cubic feet per day (MMSCFD) dari Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB) Bojonegoro.
Adanya tambahan gas tersebut, diharapkan produksi pupuk tidak terganggu untuk memenuhi kebutuhan pupuk secara nasional.
“Bahan baku gas untuk produksi pupuk sangat penting mengingat setiap tahun kebutuhan pupuk selalu meningkat,” ujar Dirut Petrokimia Gresik, Dwi Satryo Annurogo, Jumat (27/01/2023).
Mantan Dirut PTPN X itu menambahkan, tingginya kebutuhan pupuk. Ditandai dengan alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi juga meningkat 16 persen dibanding tahun lalu.
“Adanya suplai gas itu dari JTB. Kami siap menyalurkan pupuk bersubsidi serta pasar komersial dengan baik,” imbuhnya.
Penyaluran perdana gas dari JTB telah dilakukan 16 Januari 2023. BUMN yang berbasis di Gresik itu memanfaatkan pipa transmisi Gresik-Semarang yang dikelola oleh PT Pertamina Gas (Pertagas).
Bagi Petrokimia Gresik tambahan gas 15 hingga 17 MMSCFD tersebut juga akan dimanfaatkan untuk pengembangan pabrik Pabrik Amoniak-Urea (Amurea) III untuk meningkatkan kapasitas produksi Urea.
Selain telah melakukan memorandum of understanding (MoU) JTB. Produsen pupuk regional ini juga telah menandatangani Head of Agreement (HoA) Lapangan Lengo Blok Bulu antara Petrokimia Gresik dengan Kris Energy Ltd selaku Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Dalam hal ini, Petrokimia Gresik akan mendapat tambahan pasokan gas sekitar 150 MMSCFD dari Lapangan Lengo Wilayah Kerja (WK) Bulu dan Lapangan Mustika serta West Kepodang WK Sakti di Kabupaten Tuban.
“Melalui ketersediaan gas bumi dengan harga yang kompetitif akan mampu meningkatkan daya saing Petrokimia Gresik dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional, serta mendorong Pupuk Indonesia go global,” pungkas Dwi Satryo. (dny/ted)
Komentar