Banyuwangi (beritajatim.com) – Kesempatan emas bagi Banyuwangi seiring penetapan Ijen Geopark menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark (UGG).
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani makin gencar menjalin kerjasama global. Terutama dalam hal promosi untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan.
“Saat ini, Ijen Geopark telah ditingkatkan sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark. Dengan terkoneksi ke UNESCO, badan PBB yang menangani pendidikan, sains, dan kebudayaan itu, Ijen dan Banyuwangi secara umum diharapkan bisa mendapat tempat di dunia internasional,” kata Ipuk.
Begitu ada peluang emas, Bupati Ipuk bergerak cepat untuk melakukan MoU dengan sejumlah UGG Partner dari berbagai negara belahan dunia. Antara lain, UGGp Aso (Jepang), M’Goun (Maroko), Langkawi (Malaysia), dan Dewan Geosains Australia (Australian Geoscience Council).
Tak hanya sekedar penandatanganan kerjasama, Bupati Ipuk ternyata juga mengambil kesempatan untuk menjadi pembicara. Pada konferensi yang dihadiri 50 negara itu, bupati perempuan tersebut memaparkan tentang bagaimana mempromosikan Ijen Geopark.
BACA JUGA:
Upaya Banyuwangi Hingga Geopark Ijen Masuk Jaringan UNESCO
Dalam paparannya, Ipuk menjelaskan mengenai Ijen. Menurutnya, Ijen terdiri dari tiga pilar. Yakni, geologi, biologi dan budaya.
Tiga hal yang mensinergikan antara bumi, alam dan manusianya itu dioptimalkan dalam upaya untuk menjaga sustainabilitas lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
“Geologi, biologi dan budaya menjadi komponen penting pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Banyuwangi,” ungkapnya.
BACA JUGA:
Sah, Ijen Geopark Masuk Jaringan UNESCO Global Geopark
Banyuwangi, kata Bupati Ipuk, tengah mengkreasi ekowisata sebagai lokomotif penggeraknya. Hasilnya, masyarakat bisa mendapatkan pendapatan sekaligus juga menumbuhkan kesadaran untuk turut menjaga keberlangsungan alam.
“Berbagai upaya yang kami lakukan telah berdampak positif. Kemiskinan yang semakin turun dari 8,07 persen di tahun 2021 menjadi 7,51 persen di tahun 2022 merupakan yang terendah dalam sejarah Banyuwangi,” paparnya. [rin/beq]
Komentar