Ngawi (beritajatim.com) – Harga minyak goreng di Ngawi merangkak naik. Kondisi ini membuat pedagang makanan dan pelaku usaha kecil dan menengah UKM setempat kian kelimpungan. Sebagian menaikkan harga makanan sebagian lainnya hanya bisa pasrah.
Disentra industri rumah pembuatan kripik tempe di Desa Ngawi Purba Kecamatan/Kabupaten Ngawi nampak kenaikan harga minyak goreng membuat pengrajin tidak bisa berkutik dan kelimpungan. Usaha kripik tempe itu menggunakan minyak goreng kemasan.
Namun demikian harga minyak goreng merangkak naik hingga 18.000 rupiah per liter sejak dua pekan terakhir. Menurut Tri Rukmini saat harga minyak goreng belum naik usaha kripik tempenya menghabiskan hingga 54 liter minyak goreng dalam sehari.
Meski sudah terjadi kenaikan harga minyak goreng dan kenaikan biaya produksi dia tidak berani menaikan harga jual. Kripik tempe tetap dijual seperti biasanya. Akibatnya biaya produksi terus berkurang.
Kenaikan harga minyak diikuti dengan penurunan produksi. Kini dia bersama pengrajin yang lain hanya bisa pasrah. Belum usai harga kedelai naik kini mereka harus dihadapkan dengan harga minyak goreng yang cukup tinggi.
‘’Kondisi saat ini bisanya bertahan harga minyak terus melambung sebelumnya kedelai. Mau mengurangi karyawan kasihan. Harga minyak hingga Rp 18 ribu sekarang dalam sehari 54 liter. Kapasitas produksi kami kurangi minyak kita pres. Harapan kita pemerintah minta turunkan harga minyak harga kedelai sudah tinggi jika nanti harga sampai 20 ribu per liter dipastikan kami pasti gulung tikar,’’ kata Tri Rukmini, pemilik usaha keripik tempe.
Kondisi serupa dialami penjual makanan gorengan di Ngawi yang mengaku bingung dengan kenaikan harga minyak goreng kali ini. Sebab berpengaruh pada harga gorengan jualannya. Meski sudah dinaikkan menjadi Rp 750 dari sebelumnya Rp 700 per biji harga minyak goreng terus naik setiap hari.
‘’Saya jual macam-macam gorengan. Saya sudah menaikan harga setengah bulan ini biasanya saya jualsaya bingung cari minyak bahal. Setiap hari minyak naik terus,’’ Imam Subo Wahono, penjual gorengan.
Mereka para penjual gorengan dan pelaku usaha kecil menengah ukm hanya bisa berharap harga minyak segera stabil. Jika tidak mereka terancam tidak bisa melangsungkan usahanya alias gulung tikar. Harga minyak goreng di Ngawi saat ini mencapai 18.000 rupiah per liter. (fiq/ted)
Komentar