Mojokerto (beritajatim.com) – Siapa sangka, dari hobi budidaya lobster yang digemari, justru membuat pemuda asal Dusun Manukan, Desa Balongmasin, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto ini meraup cuan. Bahkan ia mampu memberikan pelatihan bagi pemula maupun mereka yang gagal.
Dian Angga Prasetyo (29) ini merupakan peternak lobster air tawar. Angga (sapaan akrab, red) sukses membudidayakan lobster air tawar berawal dari sebuah hobi. Ini lantaran biaya perawatan dinilai cukup murah dan dalam sekali panen bisa meraup jutaan rupiah.
Sudah puluhan orang, dari yang awam sampai yang gagal budidaya berbagai jenis ikan datang belajar merintis bisnis lobster air tawar kepadanya. Usaha tersebut merupakan usaha samping di tengah-tengah kesibukannya bekerja sebagai kontraktor di Surabaya dan Sidoarjo.
Di halaman belakang rumahnya, Angga mengembangkan budidaya lobster air tawar. Angga menyulap halaman belakang rumah dengan mendirikan tiga kolam besar dan tiga kolam kecil. Ada enam kolam berisi ribuan ekor lobster jenis red claw berumur hitungan hari sampai tiga bulan.
Kolam-kolam itu ditutupi dengan atap rendah. Tujuannya agar lobster tidak terkena matahari secara langsung. Sebab warna biru pada lobster red claw bisa berubah jadi gelap apabila terlalu banyak terkena sinar sehingga seperti bukan lobster budidaya, melainkan lobster yang hidup di sungai atau lainnya
Kolam-kolam miliknya tersebut berisi lobster berbagai umur, baru menetas, sedang dalam pembesaran, karantina, hingga indukan yang siap jual. Bayi-bayi lobster tersebut dirawat sampai berumur tiga bulan baru dijual. Ukuran lobster yang siap jual memiliki panjang minimal 3,5-4 inchi.
“Yang kolam pojok baru menetas, isinya sekitar seribu ekor lobster. Yang lain berisi sekitar 300 ekor. Siklusnya memang tiga bulan sekali panen. Dari indukan mulai bertelur, terus menetas, nanti sebulan sekali disortir, sampai akhirnya tiga bulan siap dijual,” ungkapnya, Selasa (28/2/2023).
Sekali panen, sekitar 500 ekor. Satuan penjualan lobster, per set berisi 10 ekor seharga Rp100 ribu. Dengan jumlah 500 ekor lobster, Angga bisa meraup penghasilan sekitar Rp5 juta. Di luar itu, Angga juga menjual lobster Rp130 ribu per kilogram yang berisi 18-20 ekor lobster.
Lobster air tawar hasil budidaya milik Angga tersebut dipasok ke sebuah restoran di Sidoarjo. Angga menimba ilmu tentang seluk beluk bisnis lobster dari pembibitan sampai cara jual membudidayakan lobster dari berbagai tempat budidaya di Surabaya dan Sidoarjo sejak tiga bulan silam.
“Setelah observasi selama dua tahun, akhirnya mulai eksekusi pada 2021. Untuk memastikan kualitas lobster, harus selalu menjaga kebersihan kolam. Proses pembersihan dan penggantian air dilakukan seminggu atau dua minggu sekali,” katanya.
Dibantu sang ayah, anak tunggal ini rutin membersihkan kolam dari kotoran lobster. Untuk pemberian makan, lobster air tawar bukan tipikal manja. Makanan lobster yang berupa nabati meliputi kecambah, kacang ijo, jagung, dan wortel. Ada pula makanan hewani seperti cacing, keong sawah, dan ulat.
“Pakan itu diberikan dua kali sehari dengan didampingi pakan pelet sekali sehari. Tidak hanya, sekitar Rp 100 ribu untuk biaya pakan karena satu kilogram pelet sampai sebulan tidak habis. Saya juga menerima jika ada yang belajar budidaya lobster,” ujaralnya.
Di sela-sela kesibukannya merawat lobster sebagai sampingan, ayah satu anak ini juga melayani para tamu untuk belajar budidaya lobster. Seperti Angga saat merintis, mereka belajar cara membudidayakan lobster dari awal sampai bisa dijual. Tak hanya yang amatiran namun juga ada yang gagal bisnis ikan.
“Seperti lele, ikan hias, dan cupang. Mereka ingin membudidayakan lobster karena lebih prospek. Biaya yang dikeluarkan kecil dan tantangannya hanya pada pemasarannya saja. Saya memberi bimbingan dan konsultasi secara gratis, mereka hanya cukup membayar ketika membutuhkan lobster untuk pembibitan,” jelasnya.
Kepada puluhan orang yang telah menimba ilmu kepadanya, Angga juga berusaha mencarikan pembeli. Lulusan Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini berharap kedepan bisa terkoordinasi sehingga setiap ada yang panen, hasil panen budidaya lobster tersebut bisa langsung disalurkan.
Ke depan saya mengupayakan agar lebih terkoordinir sehingga setiap ada yang panen bisa langsung saya salurkan,” tegasnya. [tin/kun]
Komentar