Ekbis

BBM Subsidi Dinaikkan, Sopir ACS di Ponorogo Minta Pembaruan Kontrak

Ponorogo (beritajatim.com) – Rencana Pemerintah Pusat menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dikeluhkan para sopir Angkutan Cerdas Sekolah (ACS) di Kabupaten Ponorogo. Kenaikan tersebut dinilai akan berdampak pada pemasukan untuk kebutuhan dapurnya.

Kenaikan BBM subsidi nanti, otomatis akan menambah pengeluaran untuk armada. Sehingga pendapatan para sopir jadi menurun.

“Kalau Pertalite naik, ya pasti berdampak pada usaha angkutan. Tidak hanya para sopir ACS, tapi pasti semua angkutan jalan yang ada,” kata Samsudin, salah satu sopir ACS di Ponorogo, Rabu (31/8/2022).

Samsudin mengatakan sehari-hari dia melayani pelajar dari terminal Seloaji ke SMPN 3, SMPN 4, SMPN 6 dan SMPN 5. Untuk sekali pulang-pergi, dia menghabiskan Rp60 ribu untuk pembelian Pertalite.

Jika harga BBM naik, Samsudin mengaku belum punya gambaran berapa biaya yang harus dia habiskan untuk antar jemput anak sekolah. Taksiran sementara, pasti di atas Rp60 ribu.

“Ya pasti kalau naik, pengeluaran untuk beli BBM bersubsidi juga akan bertambah, pasti lebih dari Rp60 ribu untuk pulang dan pergi,” ungkap Samsudin.

Warga Desa Gupolo Kecamatan Babadan ini sebenarnya merasa beruntung angkutannya dikontrak oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Ponorogo menjadi ACS. Tetapi jika rencana kenaikan harga BBM terwujud, tentu Samsudin menginginkan ada penyesuaian kontrak.

Sebab berdasarkan kontrak saat ini, dia menerima uang Rp110 ribu sehari dari Dishub Ponorogo untuk area dalam kota. Jika rutenya sampai kecamatan bisa sampai Rp145 ribu per hari.

“Alhamdulillah dikontrak Dishub untuk ACS, kalau mengandalkan penumpang umum ya sulit. Kita maunya ada perbaikan kontrak, soalnya BBM mau naik,” katanya.

Hal senada juga diutarakan oleh sopir ACS lainnya, Haryono. Dengan adanya rencana kenaikan harga BBM, Ia ingin kontrak ACS dengan Dishub Ponorogo diperbarui. Tentu perbaruan kontrak ini, menyesuaikan dengan harga BBM subsidi yang terbaru.

“Jika tidak diperbarui, ya kita-kita berat untuk biaya operasionalnya,” pungkasnya. [end/beq]

Apa Reaksi Anda?

Komentar

beritajatim TV dan Foto

BPOM RI Segel Jamu Tradisional di Banyuwangi

Korban Pelecehan Harus Berani Lapor

Coba Yuk Spa Kurma di Surabaya

Ketika Melaut Tak Harus Mengantri Solar