Advertorial

RSI Hasanah Kota Mojokerto Lauching Program Bapak Asuh Pekerja

Mojokerto (beritajatim.com) – Rumah Sakit Islam (RSI) Hasanah Muhammadiyah Kota Mojokerto Launching Program Bapak Asuh Pekerja. Lauching digelar dalam Kajian Ramadhan 1444 H bersama Keluarga Besar RSI Hasanah Muhammadiyah Mojokerto yang digelar di aula salah satu hotel di Kota Mojokerto, Rabu (5/4/2023).

Dalam kesempatan tersebut sebanyak 29 orang pekerja yang lokasi kerjanya di sekitar RSI Hasanah menerima kartu BPJS Ketenagakerjaan. Sebanyak 29 orang tersebut yakni tukang parkir, pedagang kaki lima, marbot, guru TPQ, tukang becak, penjual bakso, penjaga kantin, pedagang keliling dan juru parkir masjid.

Direktur RSI Hasanah, dr Dwi Rizki Wulandari MPd mengatakan, risiko kerja dialami semua orang dan resiko kerja bisa datang sewaktu-waktu dan bisa terjadi dengan berbagai level risiko. “Negara sudah mengantisipasi dengan ada program BPJS Ketenagakerjaan. Kami sendiri juga concern dengan mengikutsertakan semua karyawan RSI Hasanah,” ungkapnya.

Seluruh karyawan RSI Hasanah ikut program BPJS Ketenagakerjaan. Masih kata dr Kiki (sapaan akrab, red), hal tersebut menjadi bukti RSI Hasanah patuh akan regulasi yang berlaku. Masih banyak pekerja yang belum terlindungi dari risiko pekerjaan yang menimpanya yaitu pekerja bukan penerima upah.

“Yakni mereka yang mandiri berikhtiar mencari rezeki. RSI Hasanah diajak BPJS Ketenagakerjaan untuk bergotong-royong melindungi pekerja melalui Program Bapak Asuh Pekerja. Dan kami rasa ini klop banget dengan spirit taawun atau tolong menolong jadi pesan ajaran Islam seperti dalam Al Maidah ayat 2, tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa,” katanya.

Selain itu, lanjut dr Kiki, hal tersebut sesuai dengan nilai gerakan dakwah Muhammadiyah yang harus dilakukan RSI Hasanah sebagai salah satu amal usaha milik Perserikatan Muhammdiyah di Kota Mojokerto. Sehingga dalam kesempatan tersebut akan diserah terima kartu BPJS Ketenagakerjaan kepada 29 orang pekerja yang lokasi kerjanya di sekitar RSI Hasanah.

“Insya Allah, kami akan bayarkan iuran jaminan kematian dan kecelakaan kerja selama 6 bulan kedepan. Insya Allah ini bukan yang pertama dan terakhir kami akan melanjutkan dengan bergerilya cari teman pekerja, khususnya dari keluarga besar Muhammadiyah yang belum punya jaminan ketenagakerjaan untuk kami ikutkan dalam program ini,” ujarnya

dr Kiki mempersilahkan kepada Kepala Sekolah (Kepsek), guru atau karyawan di sekolah Muhammadiyah atau Aisyah di Kota Mojokerto yang belum mempunyai BPJS Ketenagakerjaan, pihaknya akan dengan senang hati untuk gotong royong. Tujuannya agar keluarga besar Muhammadiyah terjamin dari reseki kecelakaan kerja.

“Ini penting sekali, ketika sudah terjamin rasanya sudah hilang satu kekhawatiran. Dengan segala kerendahan hati, saya berharap apa yang sedang kami lakukan ini bisa mewarnai gerakan dakwah Muhammadiyah di Kota Mojokerto. Saya berharap para karyawan RSI Hasanah tahu tempat panjengan bekerja ini tidak hanya melulu memikirkan pembangunan dan pengembangan dirinya tapi hasil kerja kita ini juga ditunjukkan untuk dakwah dan menjadi penyebab kebaikan untuk orang lain,” tegasnya.

Caption : Direktur RSI Hasanah Kota Mojokerto, dr Dwi Rizki Wulandari MPd bersama Kepala BPJS Ketenagakerjaan Mojokerto, Zulkarnain Mahading. [Foto : Misti/beritajatim.com]

Sementara itu, Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Mojokerto, Zulkarnain Mahading mengatakan, RSI Hasanah memberikan kartu BPJS Ketenagakerjaan kepada 29 orang bekerja di sekitar RSI Hasanah yang dibayarkan RSI Hasanah. “Ini luar biasa, inilah manfaat dari silaturahmi. Kami lembaga negara, di Indonesia ada dua,” paparnya.

Ada yang menanggani kesehatan dan ketenagakerjaan. Program di BPJS Ketenagakerjaan, lanjut Zulkarnain, ditunjuk oleh negara melaksanakan lima program. Yakni Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan. RSI Hasanah adalah rumah sakit yang patuh dalam regulasi yang berlaku.

“Negara hadir, dengan membayar empat program kami, ada gratis satu program yakni Jaminan Kehilangan Pekerjaan. Ini bentuk negara hadir. Kami dalam melaksanakan ada empat kategori pekerja di negara kita, penerima upah (orang-orang yang bekerja di perusahaan, rumah sakit, pemerintah), sektor jasa kontruksi, pekerja migran dan pekerja bukan penerima upah,” urainya.

Pekerja bukan penerima upah yakni mereka yang bekerja secara mandiri, bekerja di sektor informal. Menurutnya mereka pekerja bukan penerima upah di Indonesia dinilai cukup banyak yang belum dilindungi oleh negara melalui BPJS Ketenagakerjaan. Seperti tukang becak, pedagang kaki lima, petani, guru ngaji, asisten rumah tangga.

“Karena dia kurang mampu untuk membayar iurannya. Alhamdulillah, RSI Hasanah sudah menjadi bapak asuh dari 29 orang. Iurannya untuk pekerja mandiri untuk dua program sangat terjangkau, Rp16.800 per bulan. Untuk dua program, jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian. Alhamdulillah dibiayai oleh RSI Hasanah,” lanjutnya.

Resiko kerja dari 29 orang tersebut, lanjut Zul, yang berhubungan dengan kerja ke-29 orang tersebut. Mulai dari berangkat hingga pulang ada resiko yang dialami oleh yang bersangkutan dan semua biaya akan ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan. Jika ada resiko meninggal karena kecelakaan akan mendapat santunan Rp48 juta dan dua orang anak dibiayai penduduk sampai kuliah.

“Terima kasih, RSI Hasanah sangat peduli. Hanya Rp16.800 per bulan untuk sedekah, cari orang di sekitar kita daftrakan BPJS Ketenagakerjaan minimal 6 per bulan. Resiko kerja tidak ada yang bisa memprediksi. Terima kasih jajaran Muhammadiyah sudah peduli, semoga setelah ini muncul lagi RS Islam lainnya yang mau menjadi perisai kami. Negara hadir melindungi masyarakatnya khusus keluarga besar Muhammadiyah,” pungkasnya.

Kajian Ramadhan 1444 H disampaikan oleh Ustadz dr Tjatur Prijambodo M.Kes. Ustadz yang merupakan Direktur RS ‘Aisyiyah Siti Fatimah Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo tersebut menyampaikan tauziah tentang sedekah. Turut hadir Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Mojokerto, H Heru Iswanto, M.Ag dan Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Mojokerto, Hj Sudarmi S. [tin/adv]

Apa Reaksi Anda?

Komentar