Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto menyerahkan zakat dan infaq Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Kota Mojokerto kepada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Acara yang berlangsung di Pendopo Sabha Kridatama, Rumah Rakyat ini juga sekaligus sebagai memperingati Hari Zakat Nasional.
Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari dalam sambutannya mengatakan, jika zakat mempunyai dua dimensi. “Dimensi keagamaan dan dimensi sosial. Bagi umat muslim, setiap tahun kita diwajibkan untuk mengelukan sebagian dari harta kita untuk diberikan kepada yang berhak menerima,” ungkapnya, Jumat (14/4/2023).
Masih kata Wali Kota perempuan pertama di Kota Mojokerto ini, yakni zakat fitrah dan zakat maal. Zakat merupakan kewajiban bagi umat muslim dengan aturan syariat yang sudah ditetapkan berapa besarnya dan bisa diserahkan ke lembaga yang dibentuk yakni Baznas.
“Penerima juga ditentukan dan Baznas lebih tahu siapa di Kota Mojokerto ini yang berhak menerima zakat yang sudah kita titipkan melalui Baznas. Yang kedua dimensi sosial, di saat kondisi menjelang Idul Fitri yang dirayakan saling bersilaturahmi, berkunjung antar masyarakat, keluarga. Ini budaya,” tuturnya.
Ning Ita (sapaan akrab, red), dalam dimensi sosial terutama dampaknya cukup luas. Dengan bersilaturahmi, bertemu dan berkumpul dari berbagai daerah, maka di setiap rumah menjadi budaya harus menyediakan makanan yang mungkin jauh berbeda dengan kondisi sehari-hari yang ada di masyarakat.
“Makanannya harus lebih spesial dari biasanya, jumlah makanan lebih banyak daripada biasanya. Bagi kita yang kebetulan dianugerahi Allah mempunyai kecukupan dalam bentuk materi, bukanlah sesuatu yang memberatkan tapi bagaimana dengan saudara kita yang kebetulan tidak seberuntung kita,” urainya.
Maka, tegas orang nomor satu di lingkup Pemkot Mojokerto ini, di situlah dimensi sosialnya untuk menyeimbangkan kelebihan yang dimiliki disalurkan kepada kurang beruntung. Sehingga diharapkan bisa merayakan Hari Raya Idul Fitri bisa sama-sama merayakan dalam suasana kegembiraan.
“Ini hanya budaya, bukan syariat tetapi akan menjadi sesuatu dalam tanda kutip, ada sesuatu yang hilang dengan budaya tradisi dan budaya yang sudah berjalan dari leluhur kita yang sudah berjalan seperti ini di Indonesia. Di Arab Saudi malah sepi, yang ramai justru di bulan Ramadhan,” lanjutnya.
Namun dimensi sosial sangat kuat di Indonesia, sehingga tegas Ning Ita, kegiatan tersebut menjadi moment yang sangat strategis bagi yang diberikan kecukupan dan kelebihan untuk membagikan kepada yang membutuhkan. Sehingga bisa merayakan kebahagiaan yang sama.
“Saat ini, meskipun ekomoni sudah kembali pulih. Perekonomian Indonesia termasuk Kota Mojokerto bisa dikatakan bangkit kembali. Bahkan berdasarkan data BPS, angka pertumbuhan ekonomi Kota Mojokerto sudah 5,5 persen yaitu merupakan angka pertumbuhan ekonomi yang sangat baik di atas pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan nasional,” paparnya.
Hal tersebut menunjukkan, tambah Ning Ita, bahwa pemulihan ekomoni, tingkat kesejahteraan masyarakat di Kota Mojokerto bisa dikatakan pulih. Namun dengan adanya kesenjangan antara masyarakat yang berkecukupan dengan yang kekurangan perlu dijembatani.
“Maka melalui pentasyarufan zakat fitrah dan infaq ini, salah satu media dalam dimensi sosial untuk saling berbagai sehingga secara ekonomi seluruh masyarakat Kota Mojokerto yang kebetulan dalam kategori sebagai penerima ini juga bisa mendapatkan kebahagiaan seperti yang kita rasakan,” imbuhnya.
Ning Ita menyampaikan terima kepada seluruh jajaran Dewan Pengurus Korpri Kota Mojokerto dan Baznas Kota Mojokerto yang sudah bersinergi dalam penyaluran zakat fitrah anggota Korpri Kota Mojokerto. Ning Ita berharap, zakat dan sedekah yang sudah diberikan menjadi bagian ibadah yang diridhoi oleh Allat SWT.
Sekretariat Daerah Kota (Sekdakot) Mojokerto, Gaguk Tri Prasetyo mengatakan, zakat dan infaq dari anggota Korpri Kota Mojokerto terkumpul dari seluruh unit dan sub unit sebanyak 1.948 anggota. “Hasil penerimaan zakat dan infaq sebanyak Rp128.930.000,” jelasnya.
Yang terdiri dari zakat fitrah sebesar Rp81.816.000 dan infaq sebesar Rp47.114.000. Untuk zakat fitrah, lanjut Gaguk, penyalurannya diserahkan ke Baznas Kota Mojokerto berupa uang yang nantinya akan dirupakan menjadi beras yang akan dibagikan melalui Baznas Kota Mojokerto.
“Untuk infaq selanjutnya panitia dari Kopri akan diwujudkan berupa bingkisan dan diserahkan seluruh non ASN se-Kota Mojokerto. Jadi kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan seluruh anggota Korpri Kota Mojokerto, ini kegiatan rutinitas setiap tahun pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri,” ujarnya.
Yaitu pengumpulan zakat fitrah dan infaq dari seluruh anggota Korpri Kota Mojokerto. Disamping sebagai umat muslim sebagai kewajiban, lanjut Gaguk, juga merupakan bagian daripada upaya menumbuhkan jiwa sosial anggota Korpri terlebih pada saat bulan Ramadhan.
“Hasil daripada pengumpulan dari seluruh anggota Korpri untuk zakat. Penyaluran zakat fitrah melalui Baznas Kota Mojokerto, disalurkan kepada siapa? Kepada masyarakat dan kepada seluruh non ASN sehingga non ASN juga menerima zakat fitrah itu,” jelasnya.
Gaguk menjelaskan, besaran infaq yang diserahkan kepada panitia tidak dibatasi karena sukarela sehingga besarannya bervariasi. Hasilnya dikumpulkan dan dibagikan sebagai wujud kepedulian kepada anggota non ASN di lingkup Pemkot Mojokerto.
“Dari jumlah itu, ketika kita wujudkan dalam bentuk bingkisan. Ketika kita ingin meningkatkan isi dari bingkisan itu, kita juga support dari anggaran Korpri karena kita upayakan setiap tahun ada peningkatan isi dari bingkisan tersebut. Ada 2.200 non ASN di Kota Mojokerto, ini dibagikan semua hari ini,” tegasnya. [tin/adv]
Komentar